Jikaseseorang masuk dan keluar dari pintu yang berbeda, banyak cara yang dapat ia lakukan adalah Jawaban : 7 cara untuk masuk × 3 cara untuk keluar. jadi ada 21 cara yang dapat di lakukan.
Pembahasan Banyak cara yang dapat dipilih untuk masuk dan keluar dari gedung. Karena gedung tersebut memiliki 5 pintu untuk masuk dan tidak boleh melewati pintu yang sama saat keluar sehingga tinggal 4 pilihan pintu untuk keluar.
BanyakCara Seseorang Masuk Dan Keluar Searah Gedung Tersebut Adalah. Here are a number of highest rated Banyak Cara Seseorang Masuk Dan Keluar Searah Gedung Tersebut Adalah pictures upon internet. We identified it from trustworthy source. Its submitted by meting out in the best field. We consent this kind of Banyak Cara Seseorang Masuk Dan
Carakeluar dari zona tersebut adalah dengan mencoba hobi baru, maka teman yang baru juga akan kamu dapatkan. Oline Tan | Miss O 20th Praktisi Self Development, Certified Mental Therapist · Penulis punya 642 jawaban dan 56,9 rb tayangan jawaban · 1 Jun
Essay 1.Sebutkan tiga prasasti yang menceritakan kerajaan kediri! 2.Dimanakah letak kerajaan singasari? 3.sebutkan minimal 3 candi peninggalan kerajaan singasari! 4.sebutkan minimal 3 raja yang pernah memerintah Kerajaan Singasari! 5.Sebutkan minimal tiga candi peninggalan kerajaan Singasari! 6.Terangkan keadaan geografis Kepulauan Indonesia pada masa Palaeozoikum! 7.Jabarkan isi dari prasasti Ciaruteun! 8.mengapa situs manusia purba Sangiran ditetapkan sebagai warisan budaya dunia? 9
FYvK8. BAB IV ANALISIS Pendekatan Perancangan Arsitektur Sesuai Topik Topik untuk perancangan Asrama Mahasiswa ini adalah arsitektur berkelanjutan yang artinya perancangan yang mempertahankan sumber daya alam, memikirkan efek keberlanjutan dari dirancangnya suatu bangunan. Sehubungan dengan topik tersebut karena masih terlalu luas, maka ruang perancangan lebih dipersempit lagi menjadi hemat energi. Hemat energi ini sangat berhubungan sekali dengan iklim. Dalam hal ini iklim yang dimaksud adalah iklim tropis basah. Adapun ciriciri iklim tropis basah adalah radiasi matahari dan curah hujan sangat tinggi, suhu udara tinggi 21oC-33oC, kelembaban tinggi 60%-90%, dan kecepatan angin relatif rendah 5m/detik. Untuk itu maka haruslah massa bangunan dipikirkan dengan baik agar menghasilkan kenyamanan bagi penghuni asrama. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah posisi dan tata letak bangunan, gubahan massa, fasade bangunan dan dimensi bangunan. Analisis Kegiatan dan Sistem Ruang Analisa Pelaku Kegiatan Adapun asrama yang akan dirancang akan memiliki beberapa kelompok pelaku kegiatan, seperti 44 - Pengelola Adalah pihak yang bertugas untuk mengelola seluruh kegiatan di dalam asrama baik untuk penghuni maupun untuk pihak lain, seperti tamu, servis, dan urusan umum. Pengelola akan menjadi pengawas dari semua kejadian di dalam asrama, melakukan administrasi dan melakukan perawatan bangunan. - Penghuni Penghuni asrama adalah seorang yang secara sah menyewa atau terpilih untuk menempati unit hunian asrama dan memiliki hak untuk memakai fasilitas-fasilitas di dalam asrama. Penghuni asrama adalah seorang mahasiswa yang dikhususkan untuk yang datang dari luar kota atau propinsi. Kegiatan yang dilakukan biasanya adalah tidur, makan, belajar, dan bersosialisasi. - Pengunjung / Tamu pemilik unit asrama Pihak yang tidak mempunyai hak untuk tinggal di dalam asrama dan memiliki kepentingan tertentu yang tidak rutin, baik memiliki kepentingan di unit hunian atau fasilitas penunjang lainnya. - Servis Pihak yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung dengan unit hunian asrama, tetapi mendukung kegiatan yang ada di dalam asrama. Kegiatan tersebut seperti melayani cleaning, laundry, mekanikal&electrical, dll. 45 Analisa Penghuni Sasaran utama penghuni dari asrama ini adalah mahasiswa yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar di Binus University, khususnya yang datang dari luar kota Jakarta dan luar propinsi, untuk waktu hanya 1 tahun. Menurut sumber dari ATL Applied Technology Laboratory Uniersitas Bina Nusantara, jumlah rata-rata mahasiswa yang datang dari luar kota dan luar propinsi adalah sebagai berikut Tabel 2. Jumlah Mahasiswa Pendatang Aktif Angkatan 2004 2005 2006 2007 Grand Total Jurusan Fakultas Ekonomi Fakultas Ilmu Komputer Fakultas Teknik Fakultas Sastra Fakultas Program Ganda Fakultas Ekonomi Fakultas Ilmu Komputer Fakultas Teknik Fakultas Sastra Fakultas Progam Ganda Fakultas Ekonomi Fakultas Ilmu Komputer Fakultas Teknik Fakultas Sastra Fakultas Program Ganda Fakultas Ekonomi Fakultas Ilmu Komputer Fakultas Teknik Komunikasi Pemasaran Psikologi Fakultas Sastra Fakultas Program Ganda Total 152 535 97 109 70 265 1255 128 120 701 253 1558 137 98 107 330 1526 158 142 28 122 134 7416 Sumber ATL Applied Technology Laboratory 2008 46 Rata-rata mahasiswa pendatang yang masih aktif kuliah di Binus setiap tahun ada sebanyak 7416 / 4 = 1854 orang. Dengan perbandingan mahasiswa berjenis kelamin pria sebanyak 4842 orang 65% dan wanita sebanyak 2574 orang 35%. Karakteristik Penghuni mahasiswa Mahasiswa sebagai penghuni utama memiliki beberapa karakteristik seperti - Bersemangat tinggi untuk belajar dan mencari sesuatu yang baru; - Banyak melakukan aktifitas seperti olahraga, bermain, belajar, bersosialisasi, makan, dan tidur; - Membutuhkan seseorang/tempat yang dapat mendukung semangatnya dalam proses mengikuti pendidikan; - Membutuhkan kenyamanan untuk bersantai. Analisa Kegiatan Tabel 3. Analisa Kegiatan Penghuni Pemakai Penghuni Mahasiswa Jenis Kegiatan Datang dengan berjalan kaki atau membawa kendaraan Parkir kendaraan dan masuk plaza Masuk lobby Pergi ke unit hunian - Istirahat - Mandi, buang air kecil dan besar - Menonton TV - Belajar Bersosialisasi Makan, minum Beribadah 47 Pengelola Servis Tamu Relasi penghuni Tamu Pengguna fasilitas Menggunakan fasilitas umum asrama Datang dengan berjalan kaki atau membawa kendaraan Parkir kendaraan dan masuk plaza Masuk lobby Bekerja di kantor Menerima tamu Istirahat, makan, minum Pergi ke toilet Datang berjalan kaki Bekerja Istirahat, makan ,minum Pergi ke toilet Datang dengan berjalan kaki atau membawa kendaraan Parkir kendaraan dan masuk plaza Masuk lobby Pergi ke unit hunian Datang dengan berjalan kaki atau membawa kendaraan Parkir kendaraan dan masuk plaza Masuk lobby Menggunakan fasilitas asrama Adapun beberapa fasilitas Asrama yang disediakan Tabel 4. Analisa Kebutuhan Penghuni Kebutuhan Wadah Kesehatan Klinik Pengelolaan Kantor Olahraga Lapangan Outdoor Sosialisasi Lobby – Kantin Taman Perpustakaan Warnet Belajar Kebutuhan Hidup Mini Market Komunikasi Wartel 48 Analisa Persyaratan Ruang Manusia perlu beberapa hal penting untuk ’hidup’ dalam suatu hunian. Agar bisa bebas beraktivitas, mempunyai produktivitas yang tinggi, dan memiliki kenyamanan yang maksimal. Dalam mendesain ruang, perlu diperhatikan beberapa hal ini 1. Kenyamanan Audio Merancang ruang agar diperoleh ketenangan dalam ruangan dimana manusia beraktivitas. Dengan tujuan, agar diperoleh kenikmatan kerja dan komunikasi yang baik, dapat menyaring suara yang mengganggu baik dari dalam maupun dari luar ruang atau dari ruang yang berdampingan. Dalam pemenuhan kenyamanan audio suatu ruang maka bisa dipakai beberapa cara, seperti - Menjauhkan bangunan dari sumber kebisingan, - Memakai material yang dapat meredam suara kayu, kain, gypsum, dll, - Memakai sistem akustik, diamana suara di dalam ruangan harus sampai pada setiap tempat tujuan dengan derajat intensitas suara yang cukup dan kemudian dengan cepat ’mati’, sebelum disusul suku kata berikutnya, - Menanam pepohonan untuk meredam suara. 2. Kenyamanan Visual Artinya ruang harus nyaman dari segi pencahayaan , tidak terlalu gelap untuk dipakai dan juga tidak terlalu silau. 49 Peran cahaya bagi suatu ruang adalah sebagai - Penerangan ruang, - Kesehatan, - Kenyamanan; keamanan, - Penampilan; dekorasi; prestise. Sedangkan, penerangan dalam ruang mempunyai dua sumber, yaitu cahaya alami dan buatan. Sesuai dengan prinsip arsitektur berkelanjutan, maka cahaya alami akan digunakan untuk menerangi suatu ruangan. Dimana ada beberapa keuntungan juga dengan memakai cahaya alami sebagai penerangan utama, yaitu - Hemat listrik, - Sinar Infra Merah kalor matahari, adalah syarat mutlak kehidupan makhluk di bumi, - Ultra Violet dapat membunuh bakteri,virus di udara. Kenyamanan ini bisa dicapai lewat beberapa perancangan arsitektur - Rencana jendela besar & bentuk, - Bentang bangunan, bangunan jangan terlalu lebar bentangnya supaya memudahkan cahaya alami dapat dengan mudah menerobos ke semua sudut bangunan. 3. Kenyamanan Thermal Adalah suatu kondisi dimana manusia merasa puas terhadap kondisi thermal disekitarnya. Kenyamanan thermal dapat dicapai dengan cara alami angin dan buatan AC, kipas angin, exhaust fan, dll. 50 Suhu nyaman sangat diperlukan agar produktifitas maksimal, dengan suhu tubuh konstan + 37o C tubuh tidak melakukan usaha apapun, seperti menggigil atau berpeluh untuk mencapai 37o C Sekali lagi untuk memenuhi prinsip sustainable design, lebih baik memakai cara yang alami yaitu, mengalirkan udara dalam ruangan sehingga tercapai kenyamanan yang diiginkan. Adapun aspek yang berpengaruh dalam kenyamanan thermal - Rentang temperatur 24-18o C, - Kelembaban RH 40-60%, - Aliran udara air velocity 0 – 0,20 m/dtk, - Laju metabolisme tubuh/aktivitas, - Tahanan pakaian. Beberapa cara untuk mencapai kenyamanan thermal - Pilih bahan penutup atap yang lambat merambatkan panas, - Marmer dan batu alam untuk lantai dan tembok, - Untuk ruang yang plafond rendah dan bentang lebar, perlu alat bantu mekanis exhaust van, otomatis, - Menggunakan ventilasi silang, - Penataan perabot agar tidak menghalangi pergerakan udara. 4. Kenyamanan Spasial Manusia tidak hanya butuh kenyamanan fisik, tetapi kenyamanan psikis juga. Bayangkan betapa menderitanya manusia yang hidup didalam tempat yang 51 sempit, secara psikologis tempat itu ’menekan’ kehidupannya dan membuat manusia menjadi depresi bahkan sampai stress berat. Maka, dalam mendesain suatu ruang harus dibuat space yang besar dimana manusia didalamnya nyaman bergerak dan beraktivitas. Sehingga produktivitas manusia juga tidak terganggu. Analisa Kebutuhan dan Dimensi Ruang Unit hunian yang akan dirancang adalah sebanyak 500 mahasiswa yang khususnya datang dari luar kota dan propinsi Jakarta. Dengan perbandingan lakilaki perempuan = 65% 35%. Pemisahan jenis kelamin dirancang dengan membuat pemisahan bangunan asrama. Karena mahasiswa juga berasal dari fakultas yang berlainan, maka kamar yang digunakan juga dirancang sedikit berbeda. Contoh mahasiswa arsitektur membutuhkan ruang lebih untuk menaruh bahan-bahan membuat maket dan kertas gambar, dibandingkan dengan mahasiswa manajemen yang hanya memerlukan tempat menaruh buku, atau mahasiswa teknik komputer yang hanya memerlukan ruang untuk komputernya. Perbandingan presentase mahasiswa dari berbagai fakultas adalah 40% Ilmu Komputer, 20% Ekonomi, 15% Teknik; 15% Program Ganda, 5% Sastra. Jadi, akan ada 2 tipe unit hunian yang akan dirancang dalam asrama kali ini, yaitu unit hunian dengan tipe untuk 4 orang Fakultas ilmu komputer, ekonomi, program ganda, dan sastra dan tipe untuk 2 orang Fakultas teknik jurusan arsitektur dan DKV. 52 Ruang Pengelola Kebutuhan Ruang Ruang kepala asrama Ruang sekretaris, ruang tunggu Ruang administrasi Ruang rapat Sirkulasi Total Kapasitas Standar 3 orang 10 m2 6 orang 20 m2 15 orang 10 orang 3 m2 / orang 3 m2 / orang 20% Sumber Luas DA 10 m2 A 20 m2 DA DA A 45 m2 30 m2 21 m2 126 m2 Tabel 5. Besaran Ruang Pengelola Unit Hunian Kebutuhan Ruang Kamar tidur Ruang belajar Sirkulasi Total Kapasitas Standar 4 orang 10 m2 4 orang 2 m2 / orang 20% Sumber A A A Luas 10 m2 8 m2 m2 m2 Sumber A A A Luas 27 m2 100 m2 m2 m2 Tabel 6. Besaran Unit Hunian Perpustakaan Kebutuhan Ruang Ruang penyimpanan Ruang baca Sirkulasi Total Kapasitas Standar 100 orang 1 m2 20% Tabel 7. Besaran Ruang Perpustakaan Ruang Fitness Kebutuhan Ruang Ruang pengelola Ruang fitness Ruang ganti, bilas pria dan wanita Sirkulasi Total Kapasitas 3 orang 50 orang 15 orang Standar 3 m2 / orang 3 m2 / orang 16 m2 Sumber DA DA A Luas 9 m2 150 m2 32 m2 20% A m2 230 m2 Tabel 8. Besaran Ruang Fitness 53 Laundry Kebutuhan Ruang Ruang penerima Ruang periksa Chemical storage Linen Ruang laundry Sirkulasi Total Kapasitas Standar 21 m2 3 orang 2 m2 / orang 10 m2 10 m2 88 m2 20% Sumber A DA A A A A Luas 21 m2 6 m2 10 m2 10 m2 88 m2 27 m2 162 m2 Sumber A A A A Luas 4 m2 50 m2 16 m2 14 m2 85 m2 Tabel 9. Besaran Ruang Laundry Mini Market Kebutuhan Ruang Kasir Ruang jual Gudang Sirkulasi Total Kapasitas Standar 2 orang 2 m2 / orang 20% Tabel 10. Besaran Ruang Mini Market Kantin Kebutuhan Ruang Kasir Ruang makan Dapur Toilet Gudang Sirkulasi Total Kapasitas 2 orang 40 orang 3 orang 5 orang Standar 3 m2 / orang 2,5 m2 / orang 3 m2 / orang 1,5 m2 / orang 20% Sumber DA A A DA DA A Luas 6 m2 100 m2 9 m2 7,5 m2 5 m2 25,5 m2 153 m2 Sumber A A A DA A Luas 20 m2 21 m2 20 m2 30 m2 m2 m2 Tabel 11. Besaran Ruang Kantin Fasilitas Umum Kebutuhan Ruang ATM Fotokopi Wartel Warnet Sirkulasi Total Kapasitas 10 unit 10 orang 10 orang 20 orang Standar 2 m2 / orang 21 m2 2 m2 / orang 1,5 m2 / orang 20% Tabel 12. Besaran Ruang Fasilitas Umum 54 Servis Kebutuhan Ruang Gudang peralatan Ruang generator Control Panel Ruang ME AHU Sirkulasi Total Kapasitas Standar 1 unit 20 m2 / unit 15 unit 4 m2 / unit 20% Sumber A A A A A A Luas 15 m2 20 m2 10 m2 10 m2 60 m2 29 m2 174 m2 Tabel 13. Besaran Ruang Servis KET A = Asumsi; DA = Data Arsitek Total kebutuhan luas unit hunian Unit hunian tipe 1 = 425 orang x 21,6 m2 4 = m2 Unit hunian tipe 2 = 75 orang x 21,6 m2 untuk mahasiswa jurusan 2 Arsitektur dan DKV = 810 m2 jadi, total luas unit hunian = m2 Total kebutuhan luas fasilitas = m2 Maka luas total keseluruhan bangunan adalah m2 < KLB m2 55 Analisa Hubungan Antar Ruang Servis Asrama Pria Fasilitas penunjang Lobby Main Entrance Side Entrance Asrama Wanita Pengelola Gambar 8. Bubble Diagram Makro Unit hunian Lobby Pengawas Fasilitas penunjang Unit hunian Ruang komunal Gambar 9. Bubble Diagram Asrama 56 Analisis Lingkungan Tapak Dalam analisa lingkungan ini, akan dituju beberapa hal penting yang akan mendukung perancangan Asrama Mahasiswa. Beberapa hal yang akan dituju lewat analisa ini yaitu Pertama, penentuan letak main entrance dan service. Entrance merupakan elemen yang sangat penting keberadaanya dalam sebuah perancangan, karena dengan entrance yang sudah ditentukan, maka proses perancangan orientasi dan letak bangunan dan zoning akan lebih mudah karena pola sirkulasi di tapak sudah didapatkan. Kedua, setelah entrance ditetapkan maka penzoningan didalam tapak dapat ditentukan. Dengan penzoningan, dapat diketahui peruntukan lahan di dalam tapak, contohnya; menentukan daerah mana didalam tapak yang layak untuk hunian, daerah mana yang cocok untuk daerah public, dan sebagainya. Penzoningan juga mencakup untuk menentukan zoning vertikal zoning didalam sebuah bangunan. Terakhir, lewat analisa lingkungan ini akan didapatkan letak dan orientasi massa bangunan. Setelah entrance dan zoning tapak sudah dianalisa dan sudah ditentukan, sekarang dapat ditentukan letak dan orientasi massa bangunan. Hal ini juga salah satu elemen yang penting, karena dengan menentukan letak massa di lahan yang tepat kenyamanan penghuni akan dapat dicapai dengan maksimal. Dengan orientasi massa sudah didapatkan, bisa dibuat point of interest di titik pusat orientasi itu untuk menambah keindahan dan nilai jual tapak tersebut. Untuk menentukan ketiga hal tersebut, diperlukan beberapa hal penting untuk dianalisa sehubungan dengan kondisi dan potensi lingkungan tapak. 57 Analisa Kondisi dan Potensi Sekitar Tapak Kebon Jeruk Rawa Belong Kebayoran Gambar 10. Kondisi dan Kepadatan Sekitar Tapak Arus lalu lintas dari arah Kebayoran – Kebon Jeruk dan dari Jalan Rawa Belong memiliki intensitas kepadatan dan kebisingan yang sangat tinggi, apalagi pada jam-jam tertentu seperti pada waktu pergantian shift perkuliahan pada pukul dan Biasanya kedua arus lalu lintas yang padat itu akan bertemu di pertigaan dan menimbulkan kemacetan untuk dua arah tersebut. 58 Arus pemakai terbesar adalah dari Kebayoran ke arah kebon Jeruk karena arus tersebut adalah jalan utama dengan lebar jalan sekitar 10m. Artinya pintu masuk utama akan diletakkan di jalan utama agar mudah terlihat dan dicapai. Sedangkan arah dari Rawa Belong bukanlah jalan utama, selain lebar jalan kecil sekitar 6m, di jalan ini juga banyak pedagang makanan yang berjualan di pinggir jalan, kendaraan yang diparkir sembarangan, dan banyak pejalan kaki sehingga kelancaran berkendara sangat sulit didapat di jalan ini. Gambar 11. Kondisi Sekitar Tapak Warung dan pedagang makanan yang ada di pinggir jalan Gambar 12. Pedagang Makanan Parkir sembarangan di pinggir jalan Gambar 13. Kendaraan yang Parkir Dipinggir Jalan 59 Lalu kondisi bangunan yang letaknya berdempetan dan terlihat sudah tua membuat kesan kumuh. Daerah disekitar tapak jarang ditumbuhi pepohonan karena masyarakat sekitar lebih memilih untuk menjadikan lahan rumah mereka sebagai bangunan komersial seperti kos-kosan, rumah makan, toko komputer, tempat fotokopi, dan lain sebagainya. Hal ini membuat suhu udara disekitar sangat panas dan berdebu sekali. Gambar 14. Bangunan Komersial Padatnya lingkungan yang ada di sekitar tapak karena banyaknya hunian penduduk. Ditambah dengan banyaknya bangunan komersial. Bangunan Komersial 60 Gambar15. Bangunan Komersial2 Bisa disimpulkan bahwa tapak yang akan dibangun Asrama Mahasiswa ini berada di daerah yang macet, bising, panas, terkesan kumuh dan tidak nyaman. Padahal untuk suatu hunian seperti asrama ini sangat dibutuhkan ketenangan serta kenyamanan yang maksimal. Untuk menjawab permasalahan bising, maka pada bagian Barat tapak bagian yang berbatasan langsung dengan jalan utama diberi buffer berupa pagar tanaman dan double wall. Unit hunian dibuat lebih ke dalam tapak untuk mengurangi kebisingan. Tapak sebelumnya adalah bangunan hunian dan komersial, jadi topografi tapak hampir landai atau tidak berkontur. Tapak memiliki potensi yaitu banyak fasilitas yang sudah tersedia di sekitar tapak seperti warnet, mini mart, toko komputer, aksesoris, dan lainnya. Dan tentu saja tapak berada dekat dengan kampus, hal ini menjadi daya tarik mahasiswa khususnya dari luar kota Jakarta dan propinsi yang tertarik untuk memilih Asrama Mahasiswa Binus University ini. Analisa Entrance Suatu entrance dapat ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi sekitar tapak, kemudahan pencapaian, informatif bagi pengguna tapak, dan berdasarkan peraturan yang ada. Entrance dapat dibagi menjadi 2, yaitu main entrance in dan out dan side entrance service. Menurut Neufert Architect Data ada beberapa kriteria dalam menentukan sebuah main Entrance, yaitu 61 1. Lebar Jalan - Lebar jalan utama didalam sebuah pemukiman dengan kondisi dua arah adalah m - Untuk jalan 2 arah bagi pintu samping di sebuah pemukiman dan terbatas bagi mobil harus mempunyai lebar 4 m 2. Perletakan - Terletak di daerah yang kepadatan arusnya relatif rendah - Mudah terlihat, informatif - Mudah diakses Menurut peraturan, pintu masuk dan keluar tapak harus 15 m dari tikungan. Dengan alasan agar akses pencapaian ke tapak dapat mudah dilihat, mudah untuk dicapai dengan kendaraan, dan tidak menimbulkan kecelakaan. Jika terlalu dekat dengan tikungan, pengguna kendaraan akan kesulitan untuk menemukan dan memasuki tapak. Setelah menganalisa semua aspek untuk menentukan perletakan pintu masuk dan keluar tapak serta pintu servis, maka dapat dibuat beberapa alternatif sebagai berikut 62 Alternatif 1 - SERVICE Kebon Jeruk Pintu masuk dan keluar ada di jalan utama karena akan lebih mudah dicapai dan IN U lebih informatif; - Pintu servis ditaruh di tempat yang berbeda, yaitu ada di sebelah Utara tapak, untuk OUT kenyamanan peng huni asrama; - Pintu keluar ditaruh agak jauh dari pertigaan dekat Kampus Anggrek agar tidak menimbulkan Kebayoran sumber kemacetan yang baru; Gambar 16. Alternatif Entrance1 - Pintu keluar dapat membuat sumber kemacetan baru, jika kendaraan ingin ke arah Kebon Jeruk. 63 Alternatif 2 - Kebon Jeruk SERVICE Pintu masuk dan pintu keluar ada di jalan utama, supaya lebih informatif U dan mudah dalam pencapaiannya; IN - Pintu servis ditempatkan di Timur tapak, untuk OUT pemudahan keluar masuk kendaraan servis dan pemusatan kegiatan; - Pintu masuk dan keluar jauh dari pertigaan, sehingga tidak menimbul Kebayoran kan kemacetan. Gambar 17. Alternatif Entrance2 64 Alternatif 3 - Kebon Jeruk Pintu masuk tapak SERVICE berada di jalan utama OUT IN untuk U memudahkan penghuni mencapai tapak dan lebih mudah terlihat informatif; - Pintu keluar berada di jalan kecil di belakang tapak, untuk meng hindari kepadatan lalu lintas di jalan utama ; - Kebayoran Pintu servis dibedakan untuk kenyaman penghuni asrama; Gambar 18. Alternatif Entrance3 - Pintu masuk dan keluar didekatkan agar tidak menghabiskan lahan dalam tapak untuk membangun hunian; - Pintu keluar di jalanan yang kecil hanya bisa satu arah, ditakutkan ada kendaraan dari arah berlawanan, dapat diatasi dengan memberi rambu-rambu satu arah.; 65 Dari ketiga alternatif diatas, penempatan entrance yang paling baik adalah alternatif ke 2. Pintu masuk dan keluar untuk kendaraan berada di jalan utama dan dibuat berdekatan untuk menghemat lahan tapak untuk sirkulasi kendaraan. Untuk mengatasi masalah kemacetan yang ditimbulkan dari sirkulasi keluar masuk tapak, pemecahannya adalah membuat entrance agak masuk ke dalam tapak. Lalu pintu servis ditempatkan di jalan kecil sebelah Barat tapak karena untuk mengurangi beban kemacetan arus lalu lintas Analisa Peruntukkan Lahan Untuk menentukan Zoning atau peruntukan lahan, haruslah dianalisa beberapa aspek terlebih dahulu, seperti analisa kondisi sekitar tapak, arus lalu lintas dan kepadatannya, view, kebisingan dan beberapa analisa yang lain, yaitu 1. Analisa Kelompok Kegiatan Kegiatan yang ada di atas tapak dapat dibagi menjadi beberapa hal - Sarana private, dimana dibutuhkan ketenangan dan kenyamanan yang tinggi; serta dapat memenuhi kebutuhan ruang dan psikis penghuni, - Sarana umum, seperti kantor pengelola, lobby, wartel, warnet, mini market, kantin, dan perpustakaan; untuk ruang-ruang ini dibutuhkan tempat yang nyaman yang mendukung sosisalisasi penghuni; - Sarana servis, seperti laundry disiapkan untuk penghuni asrama mahasiswa. 66 2. Analisa Kebutuhan Ruang Luar Ruang luar dapat dibagi menjadi - Lahan parkir, disediakan lahan parkir untuk mobil dan motor ; - Lapangan, untuk mendukung kebutuhan mahasiswa untuk kesehatan; - Taman, digunakan sebagai buffer, penyaring udara, dan estetika. 3. Analisa Hubungan Antar Kelompok Kegiatan Asrama Pria Plaza Pejalan kaki Parkir Lobby Main Entrance Pengelola Servis Side entrance Fasilitas penunjang Asrama Wanita Gambar 19. Bubble Diagram Makro 67 Pejalan kaki yang datang dari pedestrian kota akan diterima di plaza, setelah itu akan masuk ke lobby, dari lobby dapat diakses ke fasilitas penunjang atau unit hunian yang melalui ruang pengawas terlebih dahulu. Jika penghuni memakai kendaraan, setelah memarkir kendaraannya, penghuni/tamu masuk ke lobby, dan dapat ke unit hunian atau fasilitas penunjang. 4. Analisa View Pandangan dari luar tapak ke dalam tapak akan dibatasi dengan menggunakan penghalang berupa pepohonan atau pagar penghalang agar privasi penghuni dapat terjaga dengan pandangan dari dalam tapak ke luar sangat tidak menarik, karena yang terlihat hanya kepadatan lalu lintas dan kesan kumuh bangunan-bangunan yang ada disekitar tapak. Bisa diatasi dengan membuat taman-taman disepanjang pagar pembatas agar pandangan ke luar tapak dapat dihalangi. Gambar 20. Pagar Penghalang Pagar penghalang sebagai penghalang pandangan dan juga penghalang sinar matahari langsung. Sumber 68 Setelah analisa beberapa hal, berikut beberapa alternatif zoning secara horizontal Alternatif 1 - Zona Publik dan Semi publik ada di dekat jalan Servis utama untuk memudahkan pengunjung Publik & semi publik mencari informasi; Hunian - Zona pengembangan ada di bagian bawah tapak untuk pengembangan potensi tapak dan bangunan di masa depan; Pengembangan - Zona Hunian ada di bagian tengah tapak, jauh dari keramaian dan polusi Gambar 21. Alternatif 1 Penzoningan - udara; Zona Servis ada di bagian belakang tapak, agar pemudahan pencapaian kendaraan servis. 69 Alternatif 2 - Servis Zona Publik ada di bagian atas dan samping tapak, sebagai buffer dari keramaian jalan; Hunian Publik - Zona Semi Publik ada di bagian bawah tapak dekat dengan zona public; - Zona Hunian ada di bagian belakang tapak, untuk kenyamanan penghuni; Semi Publik - Zona Servis dapat diakses dari belakang tapak, untuk pemisahan fungsi dengan zona publik. Gambar 22. Alternatif 2 Penzoningan Alternatif 3 - Semi Publik ZonaPublik ada di dekat jalan utama untuk pemudahan memudahkan pencapaian pelayanan dan bagi pengunjung tapak; - Publik Zona Semi Publik ada di dekat jalan terbesar kedua, sebagai buffer zona Hunian private - Servis Gambar 23. Alternatif 3 Penzoningan Zona Hunian ada di bagian belakang tapak, terlindung dari kebisingan; - Zona Servis ada di bagian bawah tapak. 70 Kesimpulan zoning setelah analisa diatas adalah Service Publik & semi publik Hunian Pengembangan Gambar 24. Kesimpulan Penzoningan Bagian depan tapak ada zona publik dan semi publik yang dekat dengan jalan utama, sehingga dapat menjadi buffer bagi zona hunian dari kebisingan dan polusi udara. Alasan lainnya adalah untuk memudahkan pengunjung tapak yang ingin mencari informasi tentang asrama. 71 Zona hunian ada di bagian tengah tapak, jauh dari jalan utama. Dirancang khusus untuk kenyamanan penghuni. Zona servis ada didekat hunian dan berada di bagian belakang tapak untuk memudahkan pencapaian kendaraan servis. Dan untuk bagian bawah tapak digunakan untuk daerah pengembangan jika di masa depan akan dilakukan pengembangan baik bangunan maupun potensi tapak. Untuk alternatif zoning secara vertikal Gambar 25. Alternatif 1 Penzoningan Vertikal Alternatif 1 Hu ni an Publik - S e r v i s Semi publik Zona publik dan semi public berada di lantai dasar untuk kemudahan penghuni/tamu mendapatkan pelayanan dari pengelola asrama atau fasilitas penunjang; - Zona Hunian berada di lantai atas agar terjaga privasinya; - Zona Servis di bagian belakang, untuk pemudahan aktifitas servis. 72 Alternatif 2 Publik Semi publik S e r v i s Hu ni an Gambar 26. Alternatif 2 Penzoningan Vertikal - Zona publik dan semi publik berada di lantai dasar untuk pemudahan pelayanan terhadap penghuni maupun pengunjung; - Zona Hunian berada mulai dari lantai dasar; - Zona Servis ada di bagian Barat untuk menahan radiasi matahari dari Barat. Dari 2 alternatif di atas, dipilih alternatif ke 1 karena daerah hunian terjaga dari keramaian aktifitas, tetapi penghuni masih bisa dengan mudah mengakses fasilitas-fasilitas penunjang. Daerah publik dan semi publik dirancang di lantai dasar untuk memudahkan dalam memberikan pelayanan administrasi atau informasi. Lalu, daerah servis ada di bagian belakang untuk memudahkan aktifitas servis. 73 Analisa Letak dan Orientasi Massa Berdasarkan analisa terhadap orientasi matahari, arah angin, bentuk tapak, kebisingan, jaringan pembuangan dan utilitas dapat ditentukan letak dan orientasi sebuah massa. Berikut beberapa analisa tersebut 1. Analisa Orientasi Matahari Untuk menyikapi terik matahari, bangunan dibuat dengan bentuk U Radiasi Matahari supaya mengurangi radiasi matahari dan juga pemanasan ruangan. Jika pemanasan dalam ruangan dapat dikurangi bahkan dihilangkan, maka beban listrik untuk pendingin ruangan AC akan sangat berkurang, bahkan AC tidak diperlukan sama sekali. Untuk potensi dari sinar matahari dapat digunakan untuk penerangan alamiah. Sebenarnya yang dibutuhkan untuk penerangan alami adalah terang dari langit, jadi untuk sisi Barat dan Timur bangunan akan dirancang ruangruang penunjang. Sedangkan hunian ada di sisi Utara - Selatan Unit hunian U Untuk kulit bangunan yang terkena sinar matahari langsung, khususnya bagian Barat menggunakan material batu alam dan sunscreen. 74 Jadi, untuk menyikapi matahari Barat, maka sebelah Barat tidak dirancang untuk unit hunian. Kalaupun terpaksa membuat bentuk bangunan memanjang dengan sumbu Utara Selatan, maka sebelah Barat bangunan akan dipakai untuk fasilitas-fasilitas asrama atau digunakan untuk daerah publik. Unit Hunian U Bangunan Publik Gambar 27. Analisa Massa terhadap Matahari 75 2. Analisa Arah Angin Angin adalah potensi yang baik untuk memberi kenyamanan didalam tapak. Masalahnya Jakarta adalah kota dengan iklim tropis basah dimana kecepatan angin rata-rata sangat rendah, jadi perlu sekali bangunan didisain supaya dapat menggunakan potensi maksimal dari angin ini. Dengan adanya angin ada banyak keuntungan, seperti kenyamanan thermal manusia bisa dicapai dan pengudaraan alami yang dapat menghemat biaya listrik untuk pendingin ruangan. Angin datang dari berbagai arah, tetapi untuk tiupan angin terbesar rata-rata di tapak datang dari Tenggara menuju ke Barat Laut. Untuk menyikapi hal ini, bangunan sebaiknya dirancang dengan bentuk Barat Laut U Tenggara Gambar 28. Analisa Massa terhadap Angin 76 3. Analisa Jaringan Pembuangan dan Utilitas Untuk jaringan air pembuangan disekitar tapak, langsung disalurkan ke riol kota, karena tidak adanya sungai disekitar tapak. Biasanya air kotor akan disalurkan ke dalam bak-bak kontrol terlebih dahulu, tetapi karena di daerah sekitar tapak kebanyakan bangunan tidak memiliki pekarangan untuk membuat bak kontrol lagi, maka air langsung disalurkan ke saluran pembuangan atau disebut selokan. Jadi tidak ada masalah dalam perletakan massa didalam tapak karena semua jaringan pembuangan air akan disalurkan ke selokan. Jarak dari tapak ke sungai sangat jauh Gambar 29. Jaringan Pembuangan Air Kotor Untuk jaringan air bersih,didapat dari PAM. Untuk utilitas yang lain seperti listrik dan jaringan komunikasi tidak menjadi masalah. Karena jaringanjaringan tersebut dapat mencapai tapak dengan mudah. Jadi, perletakan massa dalam tapak tidak menjadi permasalahan. 77 Setelah menganalisa beberapa hal, untuk perletakan dan orientasi bangunan dapat dibuat beberapa alternatif sebagai berikut Alternatif 1 - Massa bangunan meman jang dengan sumbu Barat U Timur membuat sisi terpen dek saja yang terkena radiasi matahari; - Bentuk massa tidak mengikuti tapak; - Massa bangunan akan melawan arah angin yang datang. Angin Gambar 30. Alternatif 1 Orientasi Massa Bangunan 78 Alternatif 2 - Massa bangunan meman jang dengan sumbu Utara Selatan, membuat sisi U terpanjang banyak terkena radiasi matahari; - Bentuk massa sesuai dengan tapak; - Massa hampir searah dengan arah angin, jadi angin masih dapat masuk ke dalam bangunan. Gambar 31. Alternatif 2 Orientasi Massa Bangunan Alternatif 3 - Massa bangunan diagonal dengan sumbu Tenggara-Barat Laut, bagian U bangunan ada yang terkena radiasi matahari; - Massa searah dengan arah angin, angin dapat leluasa masuk ke dalam bangunan; - Bentuk massa tidak mengikuti tapak. Gambar 32. Alternatif 3 Orientasi Massa Bangunan 79 Setelah menganalisa alternatif orientasi massa, bisa disimpulkan orientasi massa akan dibuat perpaduan dari ketiga bentuk massa diatas. Untuk massa dengan bentuk memanjang dengan sumbu Utara Selatan digunakan untuk bangunan publik dan semi publik karena bentuknya yang sesuai dengan tapak. Untuk hunian digunakan massa dengan bentuk memanjang sumbu Barat Timur dengan sedikit dimiringkan agar sinar matahari masih bisa masuk ke dalam bangunan dan angin juga dapat masuk dengan maksimal dalam bangunan. U Buffer berupa pepohonan Unit hunian Bangunan publik dan fasilitas pendukung Gambar 33. Orientasi Massa Bangunan 80 Analisis Bangunan Bentuk Bangunan Dalam menentukan bentuk bangunan perlu diperhatikan dari analisa bentuk tapak, analisa kondisi lingkungan sekitar, dan fungsi bangunan. Menurut Francis dalam buku Architecture Form, Space, and Order, secara umum bentuk dasar bangunan secara umum dibagi tiga, yaitu Segitiga - U Bentuk massa tidak sesuai dengan tapak; - Sulit dalam pengolahan ruang dan fleksibilitasnya, karena banyaknya sudut-sudut lancip; - Dapat digabungkan dengan bentuk yang lain; - Mudah dikembangkan di ketiga sisinya. Gambar 34. Bentuk Massa Segitiga 81 Lingkaran - U Bentuk massa tidak sesuai dengan tapak; - Sulit dalam pengolahan ruang dan fleksibilitasnya; - Tidak dapat digabungkan dengan bentuk yang lain; - Sulit dikembangkan. Gambar 35. Bentuk Massa Lingkaran Segi empat - U Bentuk massa sesuai dengan tapak; - Mudah untuk pengelolaan ruang dan fleksibilitasnya; - Dapat digabungkan dengan bentuk massa yang lain; - Mudah untuk dikembangkan. Gambar 36. Bentuk Massa Persegi 82 Setelah menganalisis ketiga bentuk diatas, bentuk yang paling baik untuk bentuk tapak dan pengolahan ruang adalah bentuk segi empat. Dari beberapa studi literatur tentang bentuk asrama Gambar 37. Tipologi Asrama Ternyata, didapatkan banyak asrama yang memakai bentuk pipih dikarenakan asrama memakai sistem single atau double koridor dan persentase bukaan dengan dinding masif adalah 40% 60%. Gambar 38. Single Koridor Dengan memakai single koridor maka matahari langsung dari kedua sisi didapatkan dengan maksimal. Hal ini dapat mengurangi pemakaian lampu dari pagi hingga sore hari. Gambar 39. Analisa Single Koridor 83 Gambar 40. Double Koridor Dengan memakai system double koridor, daerah tengah dipastikan akan gelap. Penyelesaiannya bisa dipakai skylight atau membuat bukaan di daerah koridor. Gambar 41. Analisa Double Koridor Bangunan Asrama yang dirancang akan memakai sistem double koridor dikarenakan adanya keterbatasan lahan dan ketinggian maksimum yang ada. 84 Pola bentuk bangunan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu - Mengatasi U lahan yang terbatas dengan tidak menghabiskan sirkulasi dalam tapak; - Sifat bangunan memusat; - Pengawasan dan pemeliharaan bangunan mudah; - Tidak dinamis; - Pemisahan kelompok kegiatan tidak jelas. Gambar 42. Pola Massa Tunggal U - Pemisahan kelompok kegiatan jelas; - Perletakan bangunan lebih dinamis; - Menciptakan space yang menarik; - Lahan akan habis dengan sirkulasi; - Pemeliharaan dan pengawasan bangunan sulit. Gambar 43. Pola Massa Majemuk 85 Dari 2 pilihan diatas, pola bangunan yang dipilih adalah pola massa tunggal, dengan alasan karena terbatasnya lahan yang ada dan kegiatan yang memusat pada satu bangunan saja. Pemisahan hunian dan daerah publik dirancang dengan perbedaan tingkat daerah publik dan penunjang ada di lantai 1, sedangkan hunian dimulai dari lantai 2. Utilitas Bangunan 1. Sistem Intalasi Air Sistem instalasi air dikategorikan menjadi - Sistem air bersih, yang didapat dari PAM lalu disalurkan ke reservoir bawah dan kemudian dipompa ke reservoir atas setelah itu baru disalurkan ke unitunit hunian. - Sistem air kotor cair, yang didapat dari kamar mandi, cuci piring, cuci baju dialirkan ke bak penampungan air kotor, setelah itu baru dialirkan ke riol kota. - Sistem air kotor padat, dialirkan melalui pipa-pipa langsung ke septi tank. - Jaringan air hujan, air hujan akan masuk ke talang air lalu dialirkan ke sumur resapan. Usaha penghematan air yang dapat dilakukan - Untuk keperluan mandi menggunakan shower daripada bathtub, - Kloset menggunakan dual flush, - Keran air dibuat untuk dapat mengalir dengan intensitas air tertentu. 86 2. Sistem Pembuangan Sampah Sampah-sampah kamar asrama dikumpulkan didepan kamar, setelah itu ada petugas kebersihan yang membawa sampah tersebut ke saluran pembuangan yang ada di setiap lantai di dasar saluran dibuat TPS, setelah dari TPS sampah diangkut oleh truk pengangkut sampah untuk dibawa ke TPA. 3. Sistem Komunikasi Perkembangan teknologi telah melahirkan banyak sistem komunikasi yang sangat luar biasa. Beberapa sistem komunikasi yang dapat dipakai adalah - Telepon, handphone, dan faksimile; - LAN Local Area Network, yaitu gabungan dari beberapa Personal Computer PC atau notebook yang dihubungkan oleh jaringan nirkabel melalui internet. - Loud speaker, untuk mengumumkan informasi penting. 4. Sistem Keamanan - Untuk pengamanan terhadap bahaya kebakaran, disediakan 1. tangga darurat, 2. hidran, - Untuk bahaya gempa, dibuat sistem keluar darurat yang jelas. - Untuk bahaya banjir, bangunan dibuat lebih tinggi dari tanah. - Untuk penangkal petir, memakai sistem faraday. - Untuk keamanan lingkungan, disediakan 87 1. Pos jaga 24 jam; 2. Petugas yang berkeliling bangunan; 3. Kamera CCTV. Fisika Bangunan 1. Sistem Pencahayaan Sumber untuk pencahayaan alami yang digunakan pada pagi dan siang hari dapat dibagi dua sumber yaitu sinar matahari langsung dan terang langit. Sinar matahari adalah sumber pencahayaan yang paling memiliki tingkat kecerahan paling tinggi. Tapi, jika bangunan tidak dirancang dengan benar, maka bangunan asrama ini akan mengalami masalah dengan sinar matahari. Masalah pertama adalah silau, dan yang kedua adalah radiasi atau panas yang dibawa oleh sinar matahari. Sinar yang dapat dipakai untuk kesehatan hanyalah dari pukul sampai pagi, sedangkan sisanya tidak menyehatkan. Sumber yang kedua adalah terang langit. Terang langit adalah terang yang didapat akibat pantulan sinar matahari dari partikel-partikel udara. Terang langit ini didapat banyak dari arah Utara dan Selatan. Terang langit relatif tidak menimbulkan masalah, karena sinar yang masuk ke dalam bangunan tidak membawa panas. Tapi, tingkat kecerahannya tidak secerah sinar matahari langsung. Jadi bidang bangunan yang terpanjang diletakkan pada sisi Utara – Selatan untuk mendapat terang langit yang maksimal. 88 Terang langit U Gambar 44. Pencahayaan Alami Untuk pencahayaan buatan menggunakan lampu. Penggunaan lampu tidak dapat dihindari tetapi dapat dihindari intensitas pemakaian lampu yang berlebihan sperti di pagi dan siang hari. Usaha untuk menghemat biaya listrik dan energi yang dihasilkan oleh lampu dapat ditempuh dengan beberapa cara - Memperhatikan penempatan titik lampu; - Memakai lampu hemat energi; 89 - Lampu yang terletak di fasilitas penunjang seperti kantin, perpustakaan, fitness, wartel, dll menggunakan teknologi photocensor, dimana ketika intensitas cahaya berkurang atau ketika keadaan gelap, lampu baru menyala; - Lampu dalam unit hunian dapat menggunakan timer, dimana waktu untuk lampu menyala diatur pada pukul - di luar jam tersebut jika penghuni membutuhkan lampu bisa digunakan lampu baca yang sudah disediakan. 2. Sistem Pengudaraan Pengudaraan alami dapat dibuat dengan cara membuat sistem ventilasi silang dalam bangunan dengan bukaan yang lebar, membuat ventilasi atap, memperhatikan material yang dipakai, dan membuat plafond dengan ketinggian minimal 3 m. Pendingin ruangan berupa AC tidak digunakan untuk asrama mahasiswa ini, karena rata-rata 44% konsumsi energi suatu hunian dihabiskan oleh pengoperasian alat ini. Untuk pengudaraan buatan akan dipakai ceiling fan atau kipas angin listrik saja. Karena kipas angin tidak mengeluarkan zat berbahaya atauapun panas seperti AC dan konsumsi energi tidak sebanyak pemakaian AC. 90 Struktur Bangunan Struktur bangunan adalah elemen yang penting untuk merancang suatu bangunan, karena tanpa struktur berarti bangunan seperti tanpa ”tulang”. Untuk analisa struktur bangunan dipengaruhi oleh - keadaan kondisi tanah di tapak, - faktor biaya dan waktu, - aktifitas yang ada di dalam bangunan, - kondisi sekitar tapak untuk pengangkutan 1. Upper Structure Sebagai pendukung penyalur beban, baik beban mati maupun beban hidup ke sub structure. Penentuan struktur ini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut - Struktur yang sesuai dengan bangunan asrama yang maksimal 4 lantai; - Kemampuan menyalurkan beban secara horisontal maupun vertikal terhadap beban bangunan; - Mudah, cepat, dan murah dalam pemasangan dan perawatan; - Memungkinkan terciptanya fleksibilitas dalam perletakan ruang; - Mudah dalam pengembangan bangunan lebih lanjut. Dengan beberapa pertimbangan tersebut maka, upper structure menggunakan kolom beton dan balok sebagai struktur utama. 91 2. Sub Structure Pondasi bangunan akan disesuaikan dengan sigma kekerasan tanah di site yang akan dibangun, dalam hal ini adalah tiang pancang. Pemasangan pondasi menggunakan sistem hydraulic pile dengan alasan tidak menganggu lingkungan sekitar dan lebih hemat dalam segi waktu 10 kali lebih cepat daripada dengan cara pemukulan tiang pancang. Gambar 45. Proses Pemasangan Tiang Pancang Dengan Hydraulic Pile Sumber 92 Analisa Topik dan Tema Dalam perancangan Asrama Mahasiswa ini topik hemat energi akan dipersempit menjadi hemat energi listrik dalam bangunan. Dan memakai gaya arsitektur tropis modern dalam mengembangkan asrama ini. Tropis modern adalah arsitektur yang mempertemukan arsitektur tradisional setempat yang dalam hal ini adalah tropis dengan gaya arsitektur modern yang sedang banyak diminati. Alasan mengapa bangunan dibuat dengan gaya tropis modern karena mendukung penghematan energi listrik yang diusung dalam tema perancangan ini. Orientasi Massa Bangunan Hunian Balkon Gambar 46. Orientasi Massa Arah datangnya angin Unit hunian dibuat dengan orientasi seperti ini untuk menghindari radiasi sinar matahari baik dari Barat maupun dari Timur. Lalu bentuk balkon dibuat demikian dengan tujuan menampung angin semaksimal mungkin. 93 Oversteg Fasade bangunan akan dirancang dengan penggunaan oversteg agar cahaya matahari didapat, tetapi radiasi yang masuk ke dalam bangunan tidak banyak sehingga kenyamanan ruangan tetap terjaga. Perlu diperhatikan adalah sudut datang matahari. Lintasan matahari tidak selamanya tegak lurus, kecuali daerah tepat khatulistiwa contohnya Pontianak. Jakarta terletak sekitar 6o Lintang Selatan, maka lintasan matahari akan sedikit condong ke Selatan pada sekitar bulan Oktober sampai April, dan condong ke Utara pada bulan April sampai Oktober. Lalu sudut datang matahari setiap jam juga berbeda dapat dilihat gambar di bawah ini Gambar 47. Sudut Jatuhnya Matahari Setiap Jam Gambar 48. Lintasan Matahari Antara Bulan April-Oktober Gambar 49. Lintasan Matahari Antara Bulan Oktober-April 94 Dengan memikirkan hal tersebut di atas, dapat dibuat berapa lebar oversteg dan berapa tinggi jendela dari lantai serta berapa tinggi jendela yang dibutuhkan untuk menyerap sinar matahari yang diinginkan saja. Teritisan Krepyak Jendela Timur Gambar 50. Penentuan Lebar Teritisan dan Jendela Sun Louvres Pemakaian sun louvres juga dapat diterapkan untuk sisi bangunan yang menghadap Barat atau Timur agar didapatkan pencahayaan alami tetapi dengan radiasi matahari yang minimal. Sun louvres bisa juga dipakai sebagai ventilasi silang. 95 Gambar 51. Sun Louvres Sumber Gambar 52. Penerapan Pada Bangunan Sumber 96 Roof garden Untuk atap dapat digunakan roof garden sebagai alternatif dari atap tropis yaitu atap pelana atau perisai. Beberapa keuntungan memakai roof garden antara lain mendinginkan ruang dibawahnya, mempercantik bangunan, membantu penyerapan air hujan, melindungi bangunan dari kebisingan dari luar seperti efek ruang bawah tanah. Gambar 53. Potongan Roof Garden Sumber /sw602images/ Gambar 54. penerapan Roof Garden . 97 Jenis Bukaan Double hung Casement Sliding Jalousi Hinged Hopper Gambar 55. Jenis-Jenis Bukaan Jenis jendela yang dipakai adalah jendela dengan sistem hinged digabung dengan jalousi pada bagian atasnya. Dipilih jendela jenis hinged supaya angin dapat masuk tetapi ketika hujan, air yang dibawa tidak ikut masuk ke dalam ruang. Material Dalam penerapan arsitektur berkelanjutan bergaya tropis modern, diperlukan material bangunan yang mendukung, seperti 1. Batu bata cerdik Celcon Celcon memiliki beberapa keunggulan seperti hemat energi, kuat tekanan tinggi sampai 20 ton, pengerjaan mudah dan cepat dapat dibor, 98 digergaji, dipahat dan dipaku, kedap suara, dan ringan 30% lebih ringan dari batu bata biasa. Celcon memiliki standard dimensi 590 x 190 mm dengan berbagai macam ketebalan 75 mm, 100 mm, 125 mm, dan 150 mm. Celcon akan digunakan sebagai material dinding utama. Lalu dinding utama dilapisi dengan cat berwarna terang, karena warna terang memantulkan cahaya lebih besar sehingga ruang menjadi lebih besar. 2. Kaca Untuk kenyamanan bangunan gedung sebaiknya dipilih bahan yang mempunyai sifat fisik memantulkan panas, tidak menyerap atau bahkan angka absorbsi dan angka transmisi kalornya rendah, kaca memiliki karekteristik tersebut. Penggunaan bahan bangunan sebagai dinding luar bangunan dengan pilihan bahan dengan ketebalan tertentu sangat berpengaruh terhadap panas yang ditransimisikan kedalam ruang dalam bangunan. Penggunaan kaca yang menghadap sumber kebisingan selain baik untuk penerangan dalam ruang, tingkat kebisingan yang diterima tetap dapat diperkecil. Material kaca ini dapat menggunakan radiation repelling glass atau glass block untuk menahan radiasi matahari yang terbawa. 3. Keramik Keramik merupakan bahan lantai yang paling banyak digunakan karena cocok dengan iklim di Indonesia yaitu tidak menyerap air dan memantulkan sinar matahari. Keunggulan lainnya adalah mudah dalam pemasangan, banyak pilihan, dan tidak mudah tergores. Untuk pemakaian di ruang yang terkena air, 99 sebaiknya memakai keramik yang bertekstur kasar, sedangkan untuk ruangruang lainnya dapat menggunakan keramik yang halus. 4. Gypsum Pemilihan material gypsum ini dikarenakan bahan gypsum yang mengandung kalsium sulfat dan bahan mentah gypsum yang terbuat dari mineral dan FGD. Dalam proses pembuatannya, material gypsum memanfaatkan gas natural. Material gypsum juga terbuat dari 75% bahan yang dapat di daur ulang serta sekitar 10% dari bahan daur ulang. Hal ini membaut gypsum memenuhi prinsip sustainable design. Gypsum digunakan untuk melapisi bagian interior asrama dan plafond. 5. Baja Baja adalah material yang sekarang ini banyak dipakai karena mudah dalam penggunaan, tahan karat, mudah dalam perawatan, tahan panas, kuat tetapi liat mudah dibentuk. Baja dipakai sebagai pilihan untuk rangka atap. 6. Besi Untuk menghasilkan sebuah besi dari biji besi adalah suatu proses yang sangat panjang dan memerlukan banyak energi, maka itu banyak besi diambil dari bahan bangunan yang sudah tidak terpakai lagi reuse. Besi bekas banyak dipakai untuk material bangunan. Cukup dengan dilapisi dengan beberapa lapisan lagi, besi bisa terlihat baru kembali. Besi dipakai sebagai railing. 100 Perhitungan Dalam usaha menghemat energi, khususnya energi listrik untuk pencahayaan buatan harus dapat pencahayaan buatan dapat digunakan sebuah lampu hemat energi. Berikut akan dibahas terlebih dahulu cara menghitung besar energi listrik yang dikonsumsi Energi kWh = Daya Watt x Waktu hour Menurut kutipan dari Pekik Argo Dahono yang dimuat dalam Kompas edisi 12 Juli 2005, jika kita menghemat daya sebesar 100 watt selama 10 jam, maka kita menghemat energi sebesar 1000 watt-jam atau 1 kWh. Ini artinya pada pembangkit tenaga listrik akan terjadi penghematan sebesar 10 kali lipat, yaitu 10 kWh. Energi sebesar ini setara dengan 0,75 liter solar atau 1,5 kg batu bara. Saya berikan permisalan untuk perhitungan; luas unit hunian 5,4m x 3,9m = 21,06 m2. Dengan luas demikian cukup dipergunakan 2 titik lampu x 5w = 10w. Asrama hemat energi Asrama tidak hemat energi Keterangan Lampu pada unit hunian 2 titik Lampu pada unit hunian 2 Satu lampu HE memakai lampu = 10 watt titik lampu = 10 watt daya 5 watt Waktu pemakaian pukul Waktu pemakaian pukul Karena ruangan tidak 11 jam – 15 jam mendapatkan cahaya alami Energi yang dihasilkan = 10 Energi yang dihasilkan = 10 watt x 11 jam = 110 kWh watt x 15 jam = 150kWh Biaya dari PLN = 110 x 560 = Biaya dari PLN = 140 x 560 = Rp. Rp. Biaya dari PLN Tabel 14. Perhitungan Dengan Menggunakan Lampu Hemat Energi per Unit Hunian 101 Tabel 15. Simulasi Perhitungan Hemat Energi Lampu HE Energi yang dipakai 5 watt Lampu pijar 25 watt Keterangan Satu lampu HE bisa hemat energi sampai 1/5 lampu pijar Banyaknya lampu 1 1 Lama digunakan jam jam Umur lampu jam jam 1 Lampu pijar harus diganti sebanyak 12 kali Konsumsi 60 kWh 300 kWh energi/jam Biaya dari PLN/kWh Rp. Rp. misal Harga Lampu Total biaya Rp. x Rp. x Harga 12 lampu pijar lebih murah, tapi 2 = Rp. 12 = Rp. bila ditambahkan dengan biaya PLN totalnya lebih mahal Rp. Rp. Sumber PT. OSRAM INDONESIA Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bangunan asrama memakai lampu hemat energi. Tetapi batas pemakaian hanya dari pukul – pagi. 102
BAB II KERANGKA Store Atmosphere Pengertian Store Atmosphere Store Atmosphere merupakan penciptaan suasana toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian Levy, 2001 576. Keseluruhan rancangan yang diciptakan bertujuan untuk membangun citra toko dan membangun karakteristik toko yang mempengaruhi keadaan emosional calon konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Menurut Lamb et al 2001 105 “Store atmosphere suasana toko yaitu suatu keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik, dekorasi dan lingkungan sekitarnya”. Sutisna 2001 164 mengatakan store atmosphere adalah “penataan ruang dalam instore dan ruang luar outstore yang dapat menciptakan kenyamanan bagi pelanggan”. Keseluruhan tata letak fisik toko dilakukan untuk menciptakan kenyamanan bagi pelanggan. Faktor-faktor dan tujuan store atmosphere Beberapa faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana toko menurut Lamb et al 2001108, yaitu1. Jenis karyawan, Karakteristik umum karyawan, sebagai contoh rapi, ramah, berwawasan luas, atau berorientasi pada pelayanan. 2. Jenis barang dagangan dan kepadatan, Jenis barang dagangan yang dijual bagaimana barang tersebut dipajang menentukan suasana yang ingin diciptakan oleh pengecer. 3. Jenis perlengkapan tetap fixture dan kepadatan, Perlengkapan tetap bisa elegan terbuat dari kayu jati, trendi dari logam dan kaca tidak tembus pandang. Perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang ingin diciptakan. 4. Bunyi suara, Bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih lama di toko. Musik dapat mengontrol lain lintas di toko, menciptakan suasana citra, dan menarik atau mengarahkan perhatian pembelinya. 5. Aroma, Bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Penelitian menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan secara lebih positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja. dan umumnya bersuasana hati lebih baik bila ada aroma yang dapat disetujui. Para pengecer menggunakan wangi antara lain sebagai perluasan dan strategi eceran. 6. Faktor visual, Warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan perhatian, warna merah kuning atau oranges dianggap sebagai warna yang hangat dan kedekatan yang diinginkan. Warna-warna yang menyejukkan seperti hijau, dan violet digunakan untuk membuka tempat yang tertutup, dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih. Pencahayaan juga dapat mempunyai pengaruh penting pada suasana toko. Konsumen takut untuk berbelanja pada malam hari di daerah tertentu dan lebih merasa senang bila tempat itu memiliki pencahayaan yang kuat untuk alasan keselamatan. Tampak luar .suatu toko juga mempunyai pengaruh pada suasana yang diinginkan dan hendaknya tidak menerbitkan kesan pertama yang mengkhawatirkan bagi pembelanja. Store atmosphere mempunyai tujuan tertentu. Menurut Lamb et al 2001 105-109, dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Penampilan eceran toko membantu menentukan citra toko, dan memposisikan eceran toko dalam benak konsumen. 2. Tata letak yang efektif tidak hanya akan menjamin kenyamanan dan kemudahan melainkan juga mempunyai pengaruh yang besar pada pola lalu lintas pelanggan dan perilaku Cakupan Store Atmosphere Menurut Levi dan Weitz 2001 118, Store atmosphere terdiri dari dua hal, yaitu Instore atmosphere dan Outstore atmosphere1. Instore Atmosphere Instore Atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di dalam ruangan yang menyangkut a. Internal Layout merupakan pengaturan dari berbagai fasilitas dalam ruangan yang terdiri dari tata letak meja kursi pengunjung, tata letak meja kasir, dan tata letak lampu, pendingin ruangan, sound. b. Suara merupakan keseluruhan alunan suara yang dihadirkan dalam ruangan untuk menciptakan kesan rileks yang terdiri dari live music yang disajikan restoran dan alunan suara musik dari sound system. c. Bau merupakan aroma-aroma yang dihadirkan dalam ruangan untuk meniptakan selera makan yang timbul dari aroma makanan dan minuman dan aroma yang ditimbulkan oleh pewangi ruangan. d. Tekstur merupakan tampilan fisik dari bahan bahan yang digunakan untuk meja dan kursi dalam ruangan dan dinding ruangan. e. Desain interior bangunan adalah penataan ruang-ruang dalam restoran kesesuaian meliputi kesesuaian luas ruang pengunjung dengan ruas jalan yang memberikan kenyamanan, desain bar counter , penataan meja, penataan lukisan-lukisan, dan sistem pencahayaan dalam Outstore atmosphere Outstore atmosphere adalah pengaturan-pengaturan di luar ruangan yang menyangkut a. External Layout yaitu pengaturan tata letak berbagai fasilitas restoran diluar ruangan yang meliputi tata letak parker pengunjung, tata letak papan nama, dan lokasi yang strategis. b. Tekstur merupakan tampilan fisik dari bahanbahan yang digunakan bangunan maupun fasilitas diluar ruangan yang meliputi tekstur dinding bangunan luar ruangan dan tekstur papan nama luar ruangan. c. Desain eksterior bangunan merupakan penataan ruangan-ruangan luar restoran meliputi desain papan nama luar ruangan, penempatan pintu masuk, bentuk bangunan dilihat dari luar, dan sistem pencahayaan luar Elemen Store Atmosphere Menurut Barry dan Evans 2004 455, “Atmosphere can be divided into several elements exterior, general interior, store layout, and displays .” Elemen Store atmosphere ini meliputi bagian luar toko, bagian dalam toko, tata letak ruangan, dan pajangan interior point of interest display, akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini1. Exterior bagian luar toko Karakteristik exterior mempunyai pangaruh yang kuat pada citra toko tersebut, sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi dari exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang untuk masuk kedalam toko. Element-elemen exterior ini terdiri dari sub elemen-sub elemen sebagai berikut a. Storefront Bagian Muka Toko Bagian muka atau depan toko meliputi kombinasi papan nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan. Storefront harus mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang sesuai dengan citra toko tersebut. Khususnya konsumen yang baru sering menilai toko dari penampilan luarnya terlebih dahulu sehingga merupakan exterior merupakan faktor penting untuk mempengaruhi konsumen untuk mengunjungi toko. b. Marquee Simbol Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memejang nama atau logo suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja, atau dikombinasikan dengan slogan dan informasi lainya. Supaya efektif, marquee harus diletakan diluar, terlihat berbeda, dan lebih menarik atau mencolok daripada toko lain disekitarnya. c. Entrance Pintu Masuk Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat mengundang konsumen untuk masuk melihat ke dalam toko dan juga mengurangi kemacetan lalu lintas keluar masuk konsumen. d. Display Window Tampilan Jendela Tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan suatu toko dengan memajang barang-barang yang mencerminkan keunikan toko tersebut sehingga dapat menarik konsumen masuk. Dalam membuat jendela pajangan yang baik harus dipertimbangkan ukuran jendela, jumlah barang yang dipajang, warna, bentuk,dan frekuensi penggantiannya. e. Height and Size Building Tinggi dan Ukuran Gedung Dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadap toko tersebut. Misalnya, tinggi langit-langit toko dapat membuat ruangan seolah-olah lebih luas. f. Uniqueness Keunikan Keunikan suatu toko bisa dihasilkan dari desain bangunan toko yang lain dari yang lain. g. Surrounding Area Lingkungan Sekitar Keadaan lingkungan masyarakat dimana suatu toko berada, dapat mempengaruhi citra toko. Jika toko lain yang berdekatan memiliki citra yang kurang baik, maka toko yang lain pun akan terpengaruh dengan citra tersebut. h. Parking Tempat Parkir Tempat parkir merupakan hal yang penting bagi konsumen. Jika tempat parkir luas, aman, dan mempunyai jarak yang dekat dengan toko akan menciptakan Atmosphere yang positif bagi toko General Interior bagian dalam toko Yang paling utama yaneg dapat membuat penjualan setelah pembeli berada di toko adalah display. Desain interior dari suatu toko harus dirancang untuk memaksimalkan visual merchandising. Display yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian pengunjung dan membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa dan memilih barang dan akhirnya melakukan pembelian. Ada banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi konsumen pada toko tersebut. Elemen-elemen general interior terdiri dari a. Flooring Lantai Penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat penting, karena konsumen dapat mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa yang mereka lihat. b. Color and Lightening Warna dan Pencahayaan Setiap toko harus mempunyai pencahayaan yang cukup untuk mengarahkan atau menarik perhatian konsumen ke daerah tertentu dari toko. Konsumen yang berkunjung akan tertarik pada sesuatu yang paling terang yang berada dalam pandangan mereka. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna yang dapat membuat suasana yang ditawarkan terlihat lebih menarik, terlihat berbeda bila dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya. c. Scent and Sound Aroma dan Musik Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini dilakukan akan memberikan suasana yang lebih santai pada konsumen, khusunya konsumen yang ingin menikmati suasana yang santai dengan menghilangkan kejenuhan, kebosanan, maupun stres sambil menikmati makanan. d. Fixture Penempatan Memilih peralatan penunjang dan cara penempatan meja harus dilakukan dengan baik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan. Karena penempatan meja yang sesuai dan nyaman dapat menciptakan image yang berbeda pula. e. Wall Texture Tekstur Tembok Tekstur dinding dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen dan dapat membuat dinding terlihat lebih menarik. f. Temperature Suhu Udara Pengelola toko harus mengatur suhu udara, agar udara dalam ruangan jangan terlalu panas atau dingin. g. Width of Aisles Lebar Gang Jarak antara meja dan kursi harus diatur sedemikian rupa agar konsumen merasa nyaman dan betah berada di toko. h. Dead Area Dead Area merupakan ruang di dalam toko dimana display yang normal tidak bisa diterapkan karena akan terasa janggal. Misal pintu masuk, toilet, dan sudut ruangan. i. Personel Pramusaji Pramusaji yang sopan, ramah, berpenampilan menarik, cepat, dan tanggap akan menciptakan citra perusahaan dan loyalitas konsumen. j. Service Level Macam-macam tingkat pelayanan menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Teguh,Rusli, dan Molan 2000 adalah self service, self selection, limited service, dan full service. k. Price Harga Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar menu yang diberikan agar konsumen dapat mengetahui harga dari makanan tersebut. l. Cash Refister Kasir Pengelola toko harus memutuskan penempatan lokasi kasir yang mudah dijangkau oleh konsumen. m. Technology Modernization Teknologi Pengelola toko harus dapat melayani konsumen secanggih mungkin. Misalnya dalam proses pembayaran harus dibuat secanggih mungkin dan cepat, baik pembayaran secara tunai atau menggunakan pembayaran cara lain, seperti kartu kredit atau debet. n. Cleanliness Kebersihan Kebersihan dapat menjadi pertimbangan utama bagi konsumen untuk makan di tempat Layout Ruangan Tata Letak Toko Pengelola toko harus mempunyai rencana dalam penentuan lokasi dan fasilitas toko. Pengelola toko juga harus memanfaatkan ruangan toko yang ada seefektif mungkin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang layout adalah sebagai berikut a. Allocation of floor space for selling, personnel, and customers. Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dialokasikan untuk 1 Selling Space Ruangan Penjualan Ruangan untuk menempatkan dan tempat berinteraksi antara konsumen dan pramusaji. 2 Personnel Space Ruangan Pegawai Ruangan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pramusaji seperti tempat beristirahat atau makan. 3 Customers Space Ruangan Pelanggan Ruangan yang disediakan untuk meningkatkan kenyamanan konsumen seperti toilet, ruang tunggu. b. Traffic Flow Arus Lalu Lintas Macam-macam penentuan arus lalu lintas toko, yaitu 1 Grid Layout Pola Lurus Penempatan fixture dalam satu lorong utama yang panjang. 2 Loop/Racetrack Layout Pola Memutar Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk, mengelilingi seluruh ruangan, dan biasanya berbentuk lingkaran atau persegi, kemudian kembali ke pintu masuk. 3 Spine Layout Pola Berlawanan Arah Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai belakang toko, membawa pengunjung dalam dua arah. 4 Free-flow Layout Pola Arus Bebas Pola yang paling sederhana dimana fixture dan barang-barang diletakan dengan Interior Point of Interest Display Dekorasi Pemikat Dalam TokoInterior point of interest display mempunyai dua tujuan, yaitu memberikan informasi kepada konsumen dan menambah store atmosphere, hal ini dapat meningkatkan penjualan dan laba toko. Interior point of interest display terdiri dari a. Theme Setting Display Dekorasi Sesuai Tema Dalam suatu musim tertentu retailer dapat mendesain dekorasi toko atau meminta pramusaji berpakaian sesuai tema tertentu. b. Wall Decoration Dekorasi Ruangan Dekorasi ruangan pada tembok bisa merupakan kombinasi dari gambar atau poster yang ditempel, warna tembok, dan sebagainya yang dapat meningkatkan suasana Keputusan Pembelian Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk 2007 285 yaitu, “Keputusan pembelian konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong 2003 224 yaitu “keputusan pembelian adalah saat konsumen membeli suatu produk dalam waktu tertentu”. Proses Keputusan Pembelian Konsumen Kotler 2002 184 menjelaskan secara umum tentang proses keputusan pembelian dalam model 5 Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian KonsumenPengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Sumber Philips Kotler 2002 185 Model ini merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami keputusan pembelian. Tahapan dalam model ini adalah 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang rasa lapar, haus, seks naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal, sehingga memicu pemikiran untk melakukan pembelian. 2. Pencarian Informasi Pada tingkat ini seseorang menjadi lebih perseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Secara umum konsumen menerima informasi terpenting tentang sebuah produk komersial, dimana informasi tersebut didominasi pemasar. Beberapa sumber informasi utama konsumen adalah pribadi yang meliputi keluarga, teman, tetangga, dan rekan. Komersial yang meliputi iklan, situs web penyalur, kemasan, tampilan. Publik yang meliputi media massa, organisasi dan eksperimental yang meliputi penanganan, pemeriksaan dan penggunaan produk. Sumber sumber informasi tersebut melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Evaluasi Alternatif Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan. Konsumen akan mempertimbangkan manfaat termasuk keterpercayaan merk dan biaya atau resiko yang akan diperoleh jika membeli suatu produk. Berbagai resiko seperti resiko waktu, tenaga, biaya, resiko psikologis dan sosial akan dipertimbangkan oleh konsumen. 4. Keputusan Pembelian Konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. Keputusan pembelian ini sendiri dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu sikap orang lain dan uang akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap orang lain terhadap pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor yang lain adalah faktor situasi yang tidak dapat diantisipasi. Hal ini terjadi ketika konsumen mengambil keputusan pembelian terhadap suatu produk ada faktor keadaan yang tidak terduga sehingga konsumen merubah tujuan pembelian tersebut dengan menunda atau menghindari keputusan yang sangat dipengaruhi oleh resiko yang diperkirakan. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah melakukan pembelian konsumen mungkin akan mengalami konflik karena melihat beberapa hal tertentu yang dikhawatirkan atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Pada perilaku pasca pembelian ini ada beberapa hal yang akan terjadi seperti kepuasan pasca pembelian yang merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, maka semakin besarlah ketidakpuasan yang terjadi. Tindakan pasca pembelian, tindakan ini muncul dari puas tidak konsumen dalam melakukan konsumsi produk. Apabila konsumen puas, konsumen akan cenderung mengatakan hal-hal yang baik tentang merek kepada orang lain. Bila konsumen tidak puas maka akan terjadi hal yang sebaliknya ataupun konsumen tersebut akan mengabaikan merek yang tidak dapat memuaskan kebutuhannya tersebut. Hal yang terakhir adalah penggunaan dan penyingkiran pasca pembelian, semakin cepat pembeli mengkonsumsi produk maka akan semakin cepat pembeli tersebut kembali ke pasar. Artinya, semakin tinggi tingkat penggunaan produk maka akan semakin cepat produk tersebut disingkirkan karna masa pakainya. Menurut Kotler 2002 202, pengambilan keputusan konsumen adalah seleksi yang dilakukan konsumen terhadap dua pilihan alternatif produk atau lebih. Terdapat 5 peran yang yang dimainkan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, antara lain 1. Pencetus initiator, yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu barang/jasa. 2. Pembawa pengaruh influencer, yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Pengambil keputusan decider, yaitu seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian. 4. Pembelian buyer, yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata. 5. Pemakai user, yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa yang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Faktor-faktor yang mempengarui keputusan pembelian konsumen terdiri dari faktor internal dan eksternal. Menurut Hawkins et al Supranto,2007 3 , faktor internal meliputi persepsi, pembelajaran, memori, motivasi, kepribadian, emosi, sikap, sedangkan faktor eksternal meliputi budaya, sub budaya, demografis, status sosial, kelompok rujukan, Faktor-faktor internal Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu yang memiliki pengaruh yang sangat penting terterhadap keputusan individu. Pengaruh yang dimaksud adalah berkaitan dengan penilaian individu terhadap suatu alternatif produk yang ada yang mengarahkan seseorang untuk mengambil keputusan membeli suatu produk yang meliputi a. Persepsi Persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi guna menciptakan suatu gambaran yang berarti dari lingkungan sekitarnya Kotler, 2005 216. b. Pembelajaran Pembelajaran merupakan istilah yang dipergunakan untuk menguraikan proses dengan mana memori dan perilaku diubah sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak sadar Supranto,2007 115. c. Memori Memori merupakan seluruh akumulasi pembelajaran pengalaman sebelumnya. Terdiri dari dua komponen, yaitu memori jangka pendek dan panjang. Memori jangka pendek merupakan porsi/ bagian dari seluruh memori yang pada saat terkirim currently diaktifkan atau dipergunakan Supranto,2007 129. d. Motivasi Motivasi merupakan kekuatan yang enejik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku. Suatu motif motive merupakan kostruk construct mewakili kekuatan dalam inner force yang tidak terlihat dan memaksa suatu respon perilaku dan memberikan pengarahan khusus terhadap respon Supranto, 2007 93 e. Kepribadian Kepribadian personality merupakan suatu karakteristik individu mengenai kecendrungan merespon lintas situasi yang mirip. Kepribadian konsumen menunjukkan dan mengarahkan perilaku yang dipilih untuk mencapai tujuandalam situasi yang berbeda Supranto, 2007 104. f. Emosi Emosi adalah perasaan yang secara relatif tidak terkontrol yang mempengaruhi perilaku secara kuat Supranto, 2007 108. g. Sikap Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan dan manfaat dari objek tersebut Sumarwan, 2004 136.3. Faktor-faktor eksternal a. Budaya Budaya culture adalah keseluruhan yang kompleks complex whole meliputi pengetahuan, kepercayaan, snei, hukum, moral, kebiasaan, dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat Supranto, 2007 21 b. Sub Budaya Sub budaya merupakan segmen atau bagian dari masyarakat, sub budaya dan kelas sosial merupakan kelompok sosial dimana anggota-anggotanya sama memiliki makna budaya yang sama, akan tetapi keduanya merupakan bagian dari masyarakat yang lebih luas, jadi akan didipengaruhi oleh budaya secara keseluruhan Supranto, 2007 47. c. Demografis Demografis merupakan suatu akibat dan suatu sebab dari nilai budaya dan kultural Supranto, 2007 . d. Kelas Sosial Kelas sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut Sumarwan, 2002 219. e. Kelompok Rujukan/ Acuan Kelompok Rujukan/Acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok rujukan/ atau acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku Sumarwan,2002 250. f. Keluarga Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang terikat oleh perkawinan, darah keturunan anakatau cucu, dan adopsi Sumarwan, 2002 227. Kerangka Konseptual Store Atmosphere Keputusan Pembelian X Konsumen Y Penelitian Terdahulu Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan 4 refrensi jurnal dan skripsi yaitu sebagai berikut 1. Syafik 2011 sebelumnya telah melakukan penelitian dengan topik yang berkaitan dengan topik diatas dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Store Atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen si Eva Bakery Gresik”. Hipotesis yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah bahwa Store Atmosphere yang terdiri dariexterior, general interior, store layout dan display interior berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di EvaBakery Gresik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang ada di Eva Bakery Gresik, dengan menggunakan 100 sampel konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah dengan regresi linier berganda dengan bantuan SPSS versi 10 for windows. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dengan tingkat signifikan 2,5% dan uji F dengan tingkat signifikan 5%. Hasil persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 1,833 + 0,274 X1 + 0,317 X2 + 0,36 X3 + 0,100 X4 Kesimpulannya yaitu, Store Atmosphere yang terdiri dari exterior, general interior, store layout dan display interior berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan Pembelian Konsumen di Eva Bakery Gresik. 2. Helga Megawati 2008 sebelumnya telah melakukan penelitian dengan judul yang sama y aitu “Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Kosumen Pada Butik Rumah Cinta”. Penelitian ini menggunakan analisis koefisien rank spearman. Hasil analisi menunjukkan tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan store atmosphere yang dilakukan ole h “Rumah Cinta” adalah setuju bahwastore atmosphere telah dilaksanakan dengan baik, begitu pula dengan analisa tanggapan konsumen bahwa mereka setuju dengan melakukan pembelian di “Rumah Cinta”. Hasil penelitian menggunakan korelasiRank Spearman Rs menunjukkan hubungan yang searah dan positif antara store atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan tabel t juga menunjukkan bahwa H ditolak, dan Ha diterima, yaitu menunjukkan bahwa ada pengaruh yang berarti antara store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memiliki kesimpulan bahwa store atmosphere dapat berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian apabila pelaksanaan store atmosphere tersebut dilaksanakan dengan baik, begitupun sebaliknya. 3. Adityas Agung Wicaksono 2012 yang dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen Rumahku Art Cafe di Magelang” menyimpulkan hasil dari penelitiannya yang menunjukkan bahwa store atmosphere kurang memiliki pengaruh pada pembelian pertama. Penyebabnya mungkin adalah store atmosphere hanya akan dirasakan konsumen ketika konsumen telah berada dalam sebuah kafe. sehingga pada keputusan pembelian, terutama pembelian pertama akan lebih dipengaruhi oleh hal lain. Pada penelitian ini ditemukan beberapa hal hal yang mempengaruhi pembelian seperti media komunikasi atau promosi dan faktor Rianti Pratiwi 2010 telah melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Blind Cafe Bandung”. Hasil analisis pernyataan responden terhadap store atmosphere di Blind Cafe Bandung diperoleh nilai rata- rata keseluruhan sebesar 4,01 yang berarti bahwa konsumen menganggap pelaksanaan store atmosphere pada Blind Cafe Bandung telah dilaksanakan dengan baik karena berada pada interval 3,40-4,19. Hasil penelitian yang dilakukan dengan pengujian koefisien korelasi diperoleh nilai sebesar yang menunjukkan Rank Spearman hubungan yang sangat kuat serta nilai positif yang menunjukkan searah antara store atmosphere dengan keputusan pembelian konsumen. Sedangkan besarnya pengaruh Kd store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Blind Cafe Bandung sebesar 92,16% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini sebesar 7,84%. Berdasarkan analisis ujihitung tabel hipotesis , didapat t sebesar 23,75 dan t sebesar 1,679 dengan hitung tingkat kekeliruan 5%. Ini menunjukkan bahwa t lebih besar darpada ttabel, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen. Dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kewirausahaan Pengertian Wirausahawan Menurut Zimmerer dan Scarborough 2004 wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan bisnis yang baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian untuk memperoleh suatu keuntungan dan pertumbuhan dengan cara melihat peluang dan menggabungkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendirikannya. Menurut Susanto 2002 kewirusahaan dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karsa serta karya ataupun memiliki kemampuan dalam menggabungkan unsur kreativitas, tantangan dan kerja keras serta kepuasan untuk memperoleh prestasi yang maksimal sehingga dapat menghasilkan nilai tambah terhadap jasa, barang maupun pelayanan yang dihasilkan dengan mengindahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Menurut Dewanti 2008 wirausahawan secara umum adalah orangorang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluangpeluang yang ada. Sedangkan menurut Kasmir 2006 wirausahawan adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Jiwa kewirausahaan akan mendorong minat seseorang dalam mendirikan dan mengelola kegiatan usaha dengan profesional. Universitas Sumatera Utara Jadi, wirausaha merupakan orang yang berani menanggung resiko usaha, jeli dalam melihat peluang usaha yang ada, serta mampu memperoleh sumber daya yang diperlukan baik modal maupun kebutuhan lainnya. Seorang wirausahawan harus memiliki keahlian skill sebagai berikut 1. Managerial skill Kemampuan dalam mengorganisasikan seluruh faktor produksi yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 2. Technical skill Keahlian yang bersifat teknis dalam pelaksanaan proses produksi sehingga proses berjalan dengan baik. 3. Organizational skill Keahlian memimpin berbagai usaha, baik intern perusahaan yang brsifat bisnis, maupun organisasi dalam bentuk lain. Karakteristik Wirausahawan Menurut Zimmerer dan Scarborough 2004 adapun karakteristik dari wirausahawan memiliki ciri-ciri sebagai berikut 1. Adanya kecenderungan bertanggung jawab secara pribadi atas hasil yang ditetapkan sendiri. 2. Wirausahawan memiliki sikap optimis sehingga memiliki keyakinan untuk berhasil. 3. Wirausahawan melihat bisnis dari tingkat pemahaman resiko pribadinya. Mereka melihat peluang sesuai dengan pengetahuan, latar belakang, dan pengalamannya. Universitas Sumatera Utara 4. Wirausahawan akan mencari pengukuhan dan melihat sebaik apa mereka bekerja. 5. Wirausahawan memiliki kecenderungan energi yang tinggi dibanding masyarakat kebanyakan. 6. Mempunyai orientasi ke depan dalam mencari peluang. 7. Memiliki keterampilan mengorganisasi untuk mengubah pandangan ke depan menjadi kenyataan. 8. Mempunyai penilaian bahwa prestasi lebih tinggi dibandingkan uang. Dalam hal ini mereka menjalankan suatu usaha sendiri sesuai dengan yang diinginkan. Suatu usaha dapat dijalankan secara perseorangan ataupun bersama-sama. Menurut Kasmir 2006 untuk berwirausaha dapat dilakukan dengan a. Menjadi pemilik modal dan menjadi pengelolanya b. Menyetor modal dan dikelola oleh pihak mitra c. Menyerahkan tenaga yang dikonversikan dalam bentuk saham untuk bukti kepemilikan usaha. Kelebihan dan Kekurangan Wirausahawan Dalam mejalankan suatu usaha pasti terdapat potensi keunggulan dan kekurangan. Dari segi keunggulan, terdapat hal-hal yang menarik yang menjadi keunggulan bagi wirausahawan. Berwirausaha memiliki banyak keuntungan dalam rangka mengembangkan potensi yang dimiliki. Menurut Zimmerer dan Scarborough 2004 kelebihan dari wirausahawan adalah sebagai berikut a. Memiliki peluang untuk mengendalikan nasib sendiri b. Mempunyai kesempatan melakukan perubahan Universitas Sumatera Utara c. Potensi yang dimiliki dapat dipergunakan sepenuhnya d. Peluang dalam meraih keuntungan tanpa batas e. Peluang dalam melakukan hal yang diminati f. Peluang untuk berperan pada masyarakat dan mendapatkan pengakuan. Menurut Zimmerer dan Scarborough 2004 kekurangan dalam menjadi wirausahawan adalah a. Memiliki resiko kehilangan dari seluruh investasi b. Mempunyai pendapatan yang tidak sama c. Cenderung bekerja lebih lama dan memerlukan kerja keras d. Memiliki mutu hidup yang rendah sampai bisnis menjadi mapan e. Harus bertanggung jawab penuh f. Ketegangan mental yang tinggi Model Kurva Permintaan dari Perspektif Kewirausahaan Menurut Wirasasmita 2011 fenomena permintaan fungsi produksi dan laba dari perspektif kewirausahaan dapat dikembangkan dari teori dasar perusahaan kewirausahaan. Kurva permintaan sering dirumuskan Q = f P yang menjelaskan hubungan antara jumlah yang dibeli Q dengan harga P. Variabel harga dianggap sebagai variabel kebijakan, selama perusahaan dapat menentukan harga. Variabel yang bukan variabel kebijakan antara lain pendapatan, selera, harga barang lain. Dari persperktif kewirausahaan variabel keinovatifan dalam produk dan manajerial merupakan variabel kebijakan yang dapat menggeser kurva permintaan kekanan. Model permintaan kewirausahaan Qp = fInovasi. Universitas Sumatera Utara Apabila harga dianggap tetap, jumlah yang dibeli merupakan fungsi inovasi atau dalam bentuk diagram Gambar Model Permintaan Kewirausahaan Variabel keinovativan merupakan “Market Shifter“/penggerak permintaan. Variabel keinovativan menghasilkan keunikan dari produk yang dapat berbentuk keunggulan teknikal, kualitas dan pelayanan yang dapat menciptakan nilai bagi pembeli karena kecocokan dengan preferensi atau ekspektasi pembeli. Kurva permintaan dalam perspektif kewirausahaan merupakan fenomena dinamis, mengalami pergeseran sesuai dengan perubahan ekspektasi kustomer dan keinovativan perusahaan. Keinovativan selain dipicu oleh persaingan dari luar, juga karena persaingan dengan dirinya sendiri, yaitu keinginan untuk menghasilkan produk yang lebih baik dari produk-produk yang dihasilkan sebelumnya Model Fungsi Produksi Kewirausahaan Fungsi produksi tradisional biasa dinyatakan Q = f X1, X2, X3,….X, dimana X merupakan variabel input. Dari perspektif kewirausahaan fungsi produksi dirumuskan sebagai berikut Q = F X,inovasi Universitas Sumatera Utara Pengaruh dari keinovatifan dalam fungsi produksi merubah hubungan input-output 1. Kombinasi input baru menghasilkan output yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. 2. Inovasi baru menghasilkan penghematan penggunaan input, sehingga biaya produksi keseluruhan menjadi rendah atau mencegah kenaikan biaya. Dalam diagram pengaruh keinovatifan dapat dijelaskan Gambar Model Fungsi Produksi Kewirausahaa Dengan input OX1 tanpa inovasi menghasilkan produk sebesar 0%. Dengan input yang sama OX1 dengan inovasi menghasilkan output sebesar OQ2 Iebih besar dari OQ1. Dengan input OX2 tanpa inovasi menghasilkan output sebesar OQ3. Dengan input yang Iebih kecil OX1 dengan inovasi menghasil output yang Iebih besar yaitu OQ2. Inovasi manajemen melekat baik pada inovasi produk maupun inovasi proses. Berdasarkan fungsi produksi kewirausahaan, perusahaan kewirausahaan meminimalkan biaya atau mencegah kenaikan biaya dan memaksimalkan output. Berdasarkan uraian tersebut kurva biaya adalah sebagai berikut Universitas Sumatera Utara Gambar Model Kurva Biaya Kurva biaya rata-rata sebelum inovasi AC, sesudah inovasi bergerak kebawah menjadi AC1. Dalam hal inovasi dapat mencegah kenaikan biaya ratarata, kurva AC mempunyai bentuk “L-Shape”. Gambar Model L-Shape Inovasi yang dapat mencegah kenaikan biaya rata-rata inilah yang selanjutnya akan dijadikan dasar dari perusahaan-kewirausahaan Teori Laba Kewirausahaan Teori laba dalam perspektif kewirausahaan, laba merupakan fungsi dari inovasi. Dalam rumus Laba = f inovasi produk, inovasi proses dan inovasi manajerial dimana sumber inovasi dapat bersifat exogeneous/dari luar dan dari dalam/endogeneous yaitu persaingan dengan dirinya sendiri, atau keinginan menghasilkan/produk atau proses yang Iebih baik dari sebelumnya. Melalui diagram laba kewirausahaan dapat dijelaskan sebagai berikut Universitas Sumatera Utara Gambar Model Diagram Laba Kewirausahaan Inovasi produk menggeser kurva AR menjadi AR1, inovasi proses menggeser kurva AC menjadi AC1, yang berbentuk “L-Shape”, sehingga Marginal Cost = Average Cost. Dengan kedua jenis inovasi tersebut laba bertambah dari ABCD menjadi A1B1C1D1 yang lebih besar. Harga produk turun dari OA menjadi OA’. Keadaan tersebut dapat dipertahankan selama perusahaankewirausahaan tidak masuk ke dalam“comfort/relax zone syndrome”, karena keberhasilan-keberhasilan sebelumnya menjadi tidak inovatif. Apabila terkena syndrome tersebut laba akan menjadi kecil, karena kurva permintaan bergeser menjadi AR dan kurva biaya rata-rata bergeser menjadi AC Restoran Beralih pada sektor ekonomi yang lebih spesifik yang dikaji yakni sektor rumah makan atau restoran, menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tentang Peraturan usaha Restoran/Rumah Makan, yang dimaksud dengan usaha jasa Pangan adalah suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersil. Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. Universitas Sumatera Utara 304/Menkes/Per/89 tentang persyaratan restoran/ rumah makan maka yang dimaksud restoran/ rumah makan adalah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya Sedangkan menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, rumah makan/ kafe adalah setiap tempat usaha komersil yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman umumnya ditempat usahanya. Menurut Marsum 2001 restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan maupun minuman. Menurut Pupun Pujiati perbedaan antara rumah makan dan restoran adalah rumah makan sudah dimasak terlebih dahulu dan siap dihidangkan, sedangkan restoran akan memasak bila sudah ada pemesanan dari tamu restoran sehingga hidangan yang disajikan lebih hangat dan fresh. Selain itu menu hidangan restoran yang disajikan sangat banyak termasuk peralatannya mulai dari sendok, garpu, pisau, gelas, piring, makanan pembuka dan makanan penutup Jika dilihat dari arti kata, restoran berasal dari kata “re-store” yang artinya mengembalikan atau memperbaiki kondisi setelah orang bekerja. Dengan kata lain merupakan kegiatan ataupun upaya pemulihan seseorang karena mengalami kehilangan energi atau kalori sehingga memerlukan konsumsi makanan atau minuman di suatu tempat. Jadi, restoration merupakan tempat dimana seseorang dapat mengembalikan tenaga ataupun kalori di dalam tubuh. Restoration berubah Universitas Sumatera Utara nama menjadi “Restaurant” bahasa Inggris”. dan restoran bahasa Indonesia www. Jenis Usaha Restoran Menurut Soekresno 2000 dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, restoran dapat diklasifikasikan menjadi 3 tiga yaitu 1. Restoran Formal Pengertian restoran formal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan pelayanan yang eksklusif. Contoh member restoran, Gourmet, Main dining room, Grilled Restoran, executive restoran dan sebagainya. Ciri – ciri restoran formal a. Penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu b. Para pelanggan terikat menggunakan pakaian resmi c. Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik atau menu Eropa popular d. Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian service atau French service atau modifikasi dari kedua table service tersebut e. Di sediakan ruangan untuk cocktail selain ruangan jamuan makan digunakan sebagai tempat untuk minum yang berakohol sebelum santap malam f. Di buka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau makan malam dan makan siang dan tidak di buka untuk makan pagi g. Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya wine and champagne dari beberapa Negara penghasil wine di dunia Universitas Sumatera Utara h. Menyediakan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai dengan suasana romantis dan exclusive i. Harga makanan dan minuman relatif tinggi dibanding harga makanan dan minuman di restoran informal j. Penataan bangku dan kursi memiliki area service yang lebih luas untuk dapat di lewati gueridon k. Tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan pramusaji untuk melayani 4 – 8 pelanggan 2. Restoran Informal Restoran informal adalah industri jasa pelayanana makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan. Contoh café, cafeteria, fast food restoran, coffe shop, bistro, canteen, tavern, family restaurant, pub, service corner, burger corner, snack bar. Ciri – ciri restoran informal a. Harga makanan dan minuman relatif murah b. Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat c. Para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian formal d. Sistem penyajian yang dipakai American Service/ ready plate bahkan self service ataupun counter service e. Tidak menyediakan hiburan musik hidup f. Penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lain Universitas Sumatera Utara g. Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu atau pelanggan namun di pampang di counter atau langsung di meja makan untuk mempercepat proses pelayanan h. Menu yang disediakan sangat terbatas dan membatasi menu – menu yang relative cepat selesai dimasak i. Jumlah tenaga service relatif sedikit dengan standar kebutuhan, 1 pramusaji melayani 12 – 16 pelanggan 3. Specialities Restoran Specialities Restoran adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara Indonesian food restaurant, Chinese food restaurant, Japanesse food restaurant etc. Ciri ciri specialities restaurant a. Menyediakan sistem pemesanan tempat b. Menyediakan menu khas suatu negara tertentu, popular dan disenangi banyak pelanggan secara umum c. Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan dimodifikasi dengan budaya internasional d. Hanya dibuka untuk menyediakan makan siang dan atau makan malam e. Menu ala carte dipresentasikan kepada pelanggan f. Biasanya menghadirkan musik/hiburan khas negara asal g. Harga makanan relatif tinggi di banding informal restoran dan lebih rendah dibanding formal restoran Universitas Sumatera Utara h. Jumlah tenaga service sedang, dengan standar kebutuhan 1 pramusaji untuk melayani 8 -12 pelanggan Menurut Raharjo 2008 secara umum terdapat tiga jenis usaha pada makanan dan minuman. Masing-masing jenis usaha ini mempunyai kategori dan karakteristik yang berbeda, baik segi investasi maupun cara pengelolaannya. Ketiga jenis usaha tersebut adalah a. Usaha skala kecil Usaha jenis ini bersifat kecil dan biasanya pada kalangan yang berpendapatan kecil pula. Ciri-ciri dari usaha ini yaitu jenis menu yang sangat terbatas dan harga yang murah, yakni sekitar Rp. 3000, per orangnya. Konsepnya sederhana yakni hanya “makan, kenyang dan pulang”. Usaha jenis ini tidak terlalu mementingkan pelayanan dan kebersihan. b. Usaha skala menengah Jenis usaha ini diperuntukkan bagi kalangan pada tingkat ekonomi menengah. Dari segi harganya, memiliki tingkat harga yang lebih mahal dibandingkan usaha kecil dengan kisaran antara Rp. per orang. Ciri-ciri usaha skala menengah adalah dapat dilihat dari menu yang lebih variatif, memiliki karyawan untuk melayani, jenis pelayanannya sangat sederhana, kebersihannya lebih diperhatikan, dan biasanya memiliki lahan parkir yang luas. Jenis usaha ini dapat ditemukan di rumah makan padang, restoran franchise, kafe, resto, atau restoran yang ada di dalam kafe atau di dalam mal. Universitas Sumatera Utara c. Usaha skala besar Usaha skala besar biasanya ditujukan untuk kalangan dengan ekonomi dan sosial yang tinggi. Jenis restoran ini dapat berdiri sendiri pada daerah tertentu atau berada di hotel bintang lima. Biasanya restoran ini menggunakan konsep khusus pada pelayanan dan menu yang ditawarkan, misalnya restoran Italia, Restoran Jepang, pub dan resto, Restoran Perancis atau Restoran Indonesia. Dalam mengelola usaha makanan dan minuman dibutuhkan pemahaman tentang hal-hal yang menyebabkan seseorang gagal dalam berbisnis restoran. Hal itu dapat diakibatkan oleh faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal. Faktor internal contohnya adalah pengontrolan biaya, inovasi, pelatihan, tingkat kebersihan, adanya asumsi yang salah dan sebagainya. Contoh faktor eksternal adalah perizinan, tingkat persaingan, kurangnya promosi, penurunan tingkat kepuasan pelanggan, dan sebagainya. Penyebab Kegagalan Restoran Menurut Raharjo 2008 hal-hal dalam bisnis restoran yang perlu dihindari sebagai penyebab kegagalan adalah a. Menghindari asumsi yang keliru mengenai usaha restoran Asumsi yang dimaksud seperti anggapan restoran tidak memiliki resiko, dengan keahlian dapat memperoleh sukses dengan cepat, bisnis makanan dan minuman memiliki pasar yang cakupannya luas, dan modal merupakan jaminan untuk sukses dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara b. Menghindari kesalahan dalam memilih lokasi Lokasi merupakan strategi utama dalam meraup pasar. Salah satu faktor sukses berbisnis rumah makan terletak pada penentuan lokasi. Terkadang pemilihan lokasi yang tepat membawa dampak yang jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan rasa serta kualitas dari makanan yang ditawarkan. Tapi, apabila hal tersebut dapat dipenuhi dan memiliki lokasi yang strategis dengan harga terjangkau, ditambah dengan suasana dan pelayanan yang memuaskan, maka dapat dipastikan restoran tersebut akan dibanjiri oleh para pengunjung. Kriteria dari lokasi yang strategis adalah a Mudah terjangkau, b Terlihat dari berbagai sisi, c Memiliki lokasi dengan tingkat keamanan tinggi, d Memiliki lalu lintas yang tinggi dan padat. Restoran yang letaknya berjauhan dari kriteria strategis biasanya akan sepi dari pengunjung karena pemilihan lokasi yang salah. c. Menghindari kesalahan dalam mengelola arus keuangan Keuangan merupakan faktor penting dalam berbisnis karena tujuan dasar dari berusaha adalah untuk memperoleh pengembalian modal tepat pada waktunya serta memperoleh keuntungan. Kekeliruan dalam pengaturan keuangan akan berdampak pada pendapatan dan masalah keuangan yang serius. Hal ini membuat restoran yang mendapatkan penjualan yang tinggi dari kegiatan operasional bulanan dapat berakibat minus dalam laporan keuangannya. Contohnya akibat tingginya biaya produksi makanan dan minuman untuk produk yang dihasilkan, pembayaran pada pemasok yang tidak terjadwal, tingginya biaya listrik, gaji dan air, pembelian barang- Universitas Sumatera Utara barang yang tidak perlu, dan lain sebagainya. Suatu restoran harus dapat a mampu menghasilkan pendapatan yang memadai, b dapat mengontrol biaya makanan dan gaji karyawan dengan bijak dan cermat, c membeli peralatan sesuai kebutuhan, d Melakukan penagihan hutang tepat waktu, e membayar kewajiban tepat waktu, f tidak mencampuradukkan uang perusahaan dengan uang pribadi. d. Menghindari ketidakmampuan dalam mengelola produk Faktor penting agar produk dapat bersaing sukses dalam jangka waktu yang relatif lama adalah melakukan inovasi dan mengontrol kualitas produk ataupun pengembangan produk setiap saat sesuai dengan perkembangan pasar. Contohnya adalah toilet yang bersih, parkiran yang tertata rapi, dan suasana yang nyaman. Inovasi dan kreativitas sangat penting untuk menarik pelanggan, sehingga inovasi produk tetap dibutuhkan sampai kapan pun. e. Menghindari ketidakmampuan dalam mengelola sumber daya manusia Karyawan merupakan salah satu penggerak dari motor perusahaan. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi akan mempengaruhi kinerja mereka. Misalnya, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk berkomunikasi, dan kebutuhan untuk berkembang. Perusahaan dan karyawan perlu memiliki pemahaman yang sama dengan mengelola suatu usaha dengan saling pengertian, komunikasi yang baik, dan mengerti akan tanggung jawab serta haknya masing-masing. Hal tersebut akan menjadi dasar bagi kesuksesan karyawan dan usaha tersebut. Universitas Sumatera Utara f. Menghindari kesalahan dalam Mengelola Pelanggan Di dalam bisnis restoran pelanggan adalah segalanya. Hal ini karena merekalah yang membayar seluruh operasional restoran. Oleh karena itu banyak usaha yang gulung tikar akibat tidak memperhatikan pelanggannya. Contohnya adalah memberikan pelayanan yang baik pada pelanggan, tahu akan kebutuhan pelanggan, dan merespon pelanggan yang kecewa. Setiap orang yang bekerja di suatu usaha restoran harus mempunyai persepsi yang sama dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya. Hal itu dilakukan supaya pelanggan merasa puas dan tidak meninggalkan restoran tersebut. g. Menghindari kesalahan dalam Berpromosi Kegagalan suatu bisnis restoran salah satu penyebabnya karena kurangnya promosi ataupun berpromosi dengan cara yang salah. Seseorang tidak akan datang ke restoran apabila masyarakat tidak memiliki informasi tentang restoran tersebut. Adapula kesalahan akibat cara yang salah yakni contohnya hanya berpromosi pada awal pembukaan serta keyakinan berlebihan yang akhirnya justru menjerumuskan. Akibatnya setelah promosi berhenti akan dilupakan banyak orang. Dalam berpromosi dibutuhkan jadwal yang tepat sepanjang tahun. Diperlukan kesadaran bahwa produk dan inovasi perlu diketahui oleh banyak orang sehingga promosi perlu dilakukan. Dengan demikian, setiap orang yang melihat promosi tersebut terdorong untuk datang dan mencoba produk tersebut. Universitas Sumatera Utara Pendapatan Pengertian Pendapatan Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya Inggris pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup konsumsi selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto Gross National Product, GNP, yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu Negara. Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya. Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk uang, dimana uang adalah merupakan alat pembayaran atau alat pertukaran Samuelson dan Nordhaus, 2003. Selanjutnya, pendapatan juga dapat didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu biasanya satu tahun, pendapatan terdiri dari upah, atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tujangan sosial atau asuransi pengangguran Samuelson dan Nordhaus, 2003. Dalam Pernyataan Universitas Sumatera Utara Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 23 pendapatan diartikan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal usaha selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasa. Pendapatan didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Menurut Rahardja dan Manurung 2006 pendapatan merupakan total dari penerimaan uang dan bukan uang seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Sedangkan nenurut Badan Pusat Statistik BPS, 2009 pendapatan nasional adalah pendapatan bersih seluruh warga negara dari suatu negara dalam satu tahun. Pendapatan yang diterima seseorang tidak hanya berupa uang tetapi dapat berupa barang atau lainnya. Pendapatan berupa uang merupakan penghasilan yang diterima biasanya sebagai balas jasa, sumber utama gaji atau upah serta lain-lain balas jasa, misalnya dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan dari pekerjaan bebas. Pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara dari halaman rumah, hasil investasi seperti modal tanah, uang pensiun, jaminan sosial serta keuntungan sosial berupa barang merupakan segala penghasilan yang diterimakan dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diterima dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi ataupun disertai transaksi uang yang menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian juga penerimaan barang secara cuma-cuma pembelian barang dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang. Universitas Sumatera Utara Pendapatan adalah konsep aliran flow concept. Terdapat tiga sumber penerimaan pada rumah tangga, yakni 1. Pendapatan dari gaji dan upah Gaji merupakan balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja. Besar dari gaji seseorang tersebut tergantung dari produktivitasnya. Faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas, yakni a Keahlian, b Mutu modal manusia, dan c Kondisi kerja. 2. Pendapatan dari aset produktif Aset produktif mrerupakan aset yang memberikan masukan terhadap balas jasa penggunaanya. Aset ini terbagi dua yakni aset finansial dan aset bukan finansial. 3. Pendapatan dari Pemerintah Pendapatan dari pemerintah merupakan pendapatan yang diterima bukan atas balas jasa yang telah dilakukan maupun diberikan. Hal ini biasanya terdapat pada negara-negara maju yang memberikan tunjangan penghasilan bagi para penganggur dan sebagainya. Dalam analisis Mikro Ekonomi, menurut Sukirno 2002 pendapatan pengusaha merupakan keuntungan. Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Istilah pendapatan digunakan apabila berhubungan dengan aliran penghasilan pada suatu periode tertentu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal masing-masing dalam bentuk sewa, upah, dan bunga, secara berurutan. Universitas Sumatera Utara Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menambah nilai guna suatu barang dan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk mengubah input menjadi output. Produsen adalah mereka yang melakukan produksi. Kegiatan produksi menjamin kelangsungan hidup karena itu harus dilakukan dalam keadaan apa pun baik oleh pemerintah maupun swasta. Namun produksi tidak mungkin bisa berjalan bila tidak ada bahan yang memungkinkan untuk dilakukan proses produksi itu sendiri. Untuk melakukan proses produksi memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber daya alam, modal, serta keahlian. Yang semuanya itu biasa disebut faktor produksi. Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang di hasilkan. Faktorfaktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya. Fungsi produksi secara matematis sebagai berikut Q = F K,L,R,T Penjelasan Q = Jumlah output hasil K = Kapital Modal L = Labour Tenaga Kerja R = Raw Material Kekayaan T = Teknologi Universitas Sumatera Utara Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisah – pisahkan dari teori produksi. Hukum itu menjelaskan sifat pokok dari hubungan tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan output produksi. Menurut Arsyad 2000 Hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang menyatakan bahwa jika jumlah dari penggunaan satu input variabel meningkat, sementara penggunaan faktor-faktor produksi lainnya tidak berubah maka pada mulanya kenaikan penggunaan input tersebut akan menaikkan jumlah output tetapi kemudian mulai menurun berkurang. Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan antara tingkat produksi dan faktor produksi/ jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, sebagai berikut a. Tahap produksi pertama Produksi total mengalami pertambahan output yang semakin cepat b. Tahap produksi kedua produksi total mengalami pertambahan output yang semakin lambat c. Tahap produksi ketiga produksi total semakin lama semakin berkurang jumlah outputnya. Universitas Sumatera Utara Gambar Tahapan Produksi Menurut Noor 2007 yang dimaksud dengan produksi jangka panjang adalah masa atau periode produksi diman semua input produksi adalah merupakan variabel/dapat berubah. Oleh karena itu, produksi jangka panjang berlaku bila teknologi dan kapasitas dari produksi dapat berubah. Artinya, apabila ada inovasi dalam teknologi produksi, sehingga ada perubahan atau input produksi,maka produksi jangka pendek berhenti dan berpindah menjadi produksi jangka panjang. Input tetap merupakan jenis input produksi yang tidak dapat berubah, meskipun output mengalami perubahan. Tidak dapat berubahnya jenis input ini karena berbagai alasan, misalnya ketersediaan yang terbatas, harga yang relatif tinggi, teknologi produksi yang belum berubah, dan lain-lain. Input variabel adalah jenis input yang dapat berubah dalam periode tertentu untuk mengubah jumlah output. Input ini dapat berubah karena ketersediaannya yang melimpah dan tidak terbatas. Seperti halnya diatas, apabila ada inovasi di dalam proses dan teknologi produksi, maka penggunaan input tetap akan berkurang dan berubah menjadi input variabel. Universitas Sumatera Utara a. Isoquant Gambar Kurva Isoquant Iso berasal dari kata sama dan quant yanga artinya kuantitas merupakan sebuah kurva yang menunjukkan semua kombinasi penggunaan input yang berbeda secara efisien dalam menghasilkan jumlah output tertentu Arsyad, 2000. b. Isocost Gambar Kurva Isocost Universitas Sumatera Utara Isocost adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi input yang bisa dibeli dengan tingkat pengeluaran tertentu Arsyad, 2000. Ciri-ciri kurva isocost sama dengan budget line pada teori perilaku konsumen. c. Jumlah Produksi Optimum Gambar Least Cost Combination Suatu perusahaan dapat menghasilkan produk secara optimal apabila perusahaan tersebut dengan jumlah produksi tertinggi dan pada saat itu mampu menghasilkan output dengan kombinasi faktor produksi yang paling rendah biayanya Least Cost Combination. Secara garis besar Least Cost Combination tercapai pada saat kurva isocost bersinggungan dengan kurva isoquant. Universitas Sumatera Utara Pada periode produksi jangka panjang ada kecenderungan bahwa pada tingkat permulaan dengan semakin diperluasnya skala usaha akan meningkatkan efisiensi usaha, namun mulai titik tertentu perluasan usaha yang lebih lanjut akan mengakibatkan semakin menurunnya efisiensi usaha secara keseluruhan. Skala usaha di mana tingkat efisiensi perusahaan mencapai nilai optimal disebut dengan skala usaha optimal optimum scale of plant. Ekonomi skala merupakan kejadian menurunnya biaya produksi per unit dari suatu perusahaan yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya jumlah produksi output. Istilah ekonomi skala seringkali disamakan dengan istilah pengembalian Skala return to scale. Ekonomi skala membahas hubungan antara biaya produksi per unit dengan jumlah produksi output. Sedangkan 'pengembalian skala membahas hubungan antara jumlah produksi output dengan faktor-faktor produksi. Namun kedua hal tersebut saling berhubungan yakni ekonomi skala merupakan pengembalian skala yang terjadi dari sisi biaya produksi. a. Skala Ekonomi Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi. Pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan produksi menjadi bertambah efisien. Pada kurva LRAC keadaan tersebut ditunjukkan oleh bagian kurva yang semakin menurun jika produksi bertambah. Beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi adalah a. Spesialisasi dari faktor – faktor produksi b. Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lainnya d. Mendorong perkembangan usaha yang lain Universitas Sumatera Utara e. Penggunaan intensif personil dengan keahlian tinggi yang lebih banyak dan penggunaan modal yang lebih banyak b. Skala tidak ekonomi Beberapa penyebab dari skala tidak ekonomi adalah a. Sulitnya pengendalian dan pengawasan b. Pembuatan keputusan yang berjalan lambat sehubungan dengan kelebihan ukuran administrasi c. Kurangnya motivasi karyawan. Skala tidak ekonomi ini merupakan bagian dari jangka panjang. Skala ini biasanya terjadi pada ukuran perusahaan yang terlalu berlebihan. Dalam memperoleh keuntungan pada skala ekonomi, perusahaan dapat meningkatkan ukurannya, tetapi keuntungan tersebut dapat hilang apabila perusahaan telah mencapai ukuran tertentu. Jadi, hal tersebut sebenarnya tidak diperlukan atau terjadi pemborosan yang menyebabkan terjadinya skala tidak ekonomi. Dalam analisis Ekonomi Makro istilah pendapatan nasional national income dipakai berkenaan dengan pendapatan agregat suatu negara dari sewa, upah, bunga dan pembayaran, tidak termasuk biaya transfer tunjangan pengangguran, pensiun dan lain sebagainya. Menurut Mankiw 2007 pendapatan nasional national income dapat diukur dengan Produk Domestik Bruto PDB. PDB dianggap sebagai ukuran terbaik dalam kinerja perekonomian. Ada dua cara dalam melihat statistik PDB, yaitu dengan melihat PDB sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian dan sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa perekonomian. PDB mengukur pendapatan dan pengeluaran perekonomian atas outputnya, dengan landasan pemikiran bahwa Universitas Sumatera Utara jumlah keduanya benar-benar sama. Untuk perekonomian secara keseluruhan, pendapatan harus sama dengan pengeluaran. Kenyataan itu, sebaliknya, berasal dari fakta yang lebih mendasar karena setiap transaksi memiliki pembeli dan penjual, maka setiap rupiah yang dikeluarkan seorang pembeli harus menjadi pendapatan bagi seorang penjual. Ketika A membeli produk perusahaan B seharga Rp maka menjadi pendapatan bagi perusahaan B dan pengeluaran bagi A. Transaksi itu menyumbang pada PDB, baik melalui penjumlahan seluruh pendapatan ataupun penjumlahan seluruh pengeluaran. Karena underground economy merupakan pendapatan yang tidak dilaporkan atau tidak tercatat ke dalam PDB, maka sebagai awal permulaan kita harus mengetahui konsep perhitungan PDB itu sendiri. Beberapa komponen yang membentuk PDB dapat dilihat dalam persamaan identitas di bawah ini Y = C + I + G + NX PDB Y adalah jumlah konsumsi C, investasi I, pembelian pemerintah G, dan ekspor bersih. Setiap rupiah masuk ke salah satu kategori ini. Persamaan ini disebut identitas pos pendapatan nasional national income accounts identity. Pendapatan nasional atau produk nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Dalam konsep pendapatan nasional dikenal istilah produk nasional bruto PNB yaitu seluruh produk yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara dalam suatu tahun tertentu dan Produk Domestik Bruto PDB yaitu seluruh produk yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi baik milik warga negara maupun orang asing dalam suatu negara pada suatu tahun Universitas Sumatera Utara tertentu. Dengan semakin terbukanya situasi perekonomian dunia, maka konsep PDB lebih umum dipakai dalam penghitungan pendapatan nasional. Pendekatan dalam Perhitungan Pendapatan Nasional 1. Pendekatan produksi Pendekatan hasil produksi atau product approach. Cara menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan ini adalah dengan cara mengumpulkan data tentang hasil akhir barang-barang dan jasa-jasa untuk suatu periode tertentu dari semua unit-unit produksi yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut. Semua nilai hasil akhir barang-barang dan jasa-jasa tersebut dijumlahkan atau dengan kata lain penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi masyarakat dalam periode tertentu Y = [Q1 x P1 + Q2 x P2 + Qn x Pn ……] 2. Pendekatan pendapatan Perhitungan pendapatan nasional dengan cara ini menghitung pendapatan nasional dari pendekatan pengembalian atas faktor produksi yang dimiliki masyarakat dalam bentuk seperti upah, sewa, bunga dan keuntungan. Perhitungannya sebagai berikut NI = upah + sewa + bunga + keuntungan NNP = NI + pajak tidak langsung GNP = NNP + Depresiasi Hal yang perlu diingat dalam pendekatan ini adalah bahwa bunga yang digunakan adalah bunga neto, yaitu bunga atas pinjaman yang digunakan untuk kegiatan yang produktif. Bunga atas pinjaman yang bersifat konsumtif seperti bunga atas kredit kendaraan pribadi dan pinjaman pemerintah yang kerap kali Universitas Sumatera Utara digunakan untuk tujuan lain seperti subsidi dan membayar pensiun pegawai tidak diperhitungkan dalam pendapatan nasional. 3. Pendekatan pengeluaran Cara ini dilakukan dengan menghitung besarnya pendapatan nasional dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh keempat sektor dalam perekonomian yaitu sektor konsumen, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor perdagangan luar negeri. Pendekatan pengeluaran disebut juga pendekatan penggunaan atau end-use approach atau penggunaan akhir dari pendapatan nasional, yaitu apakah untuk konsumsi, untuk investasi, untuk kebutuhan pemerintah ataukah untuk dipasarkan keluar negeri. Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri dalam suatu Negara selama satu tahun. Biaya Menurut Arsyad 2000 pengertian biaya pada dasarnya dapat berubahuabg tergantung bagaimana biaya tersebut digunakan. Umumnya biaya berhubungan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Apabila kita menggunakan suatu produk dan memebelinya secara tunai serta segera menggunakan produk tersebut, maka tidak terjadi masalah dalam pendefenisian dan pengukuran biaya produk tersebut. Namun, apabila barang tersebut dibeli dan disimpan, untuk sementara waktu, kemudian baru digunakan maka akan menimbulkan permasalahan. Masalah akan menjadi lebih rumit apabila barang Universitas Sumatera Utara tersebut merupakan asset yang memiliki umur yang panjang yang akan digunakan pada tingkatan tertentu pada periode waktu yang tidak terbatas. Menurut Noor 2007 dalam istilah sehari-hari, antara biaya dan pengeluaran sering disamakan. Padahal dari segi konsep keduanya berbeda yakni a. Pengeluaran merupakan semua belanja yang dikeluarkan baik yang bisa dielakkan maupun yang tidak bisa dielakkan. b. Biaya adalah pengeluaran yang tidak dapat dielakkan untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga, biaya merupakan bagian dari pengeluaran. Secara konsep, maka pengertian biaya adalah a biaya tidak sama dengan pengeluaran, b Biaya harus menggambarkan kegiatan dan c Biaya harus relevan dengan kegiatan yang dikerjakan. Berdasarkan teori produksi, yakni bagaimana memperoleh formulasi input yang paling efisien dalam menghasilkan output tertentu. Dengan demikian maka teori biaya digunakan sebagai berikut a. Menentukan tingkat output produksi yang optimum dengan biaya minimum. b. Analisis terhadap faktor-faktor ekonomi dan teknologi yang menunjang produksi dalam mendapatkan teknologi yang tepat dan cocok dengan kondisi perusahaan dengan biaya minimum. Menurut Soeharno 2007 biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan pada proses produksi dalam menghasilkan suatu barang dan jasa. Menurut Mulyadi 2005 biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi satuan untuk satuan tertentu. Menurut Sunarto 2003 biaya merupakan harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikomsumsi untuk Universitas Sumatera Utara memperoleh pendapatan. Penggolongan biaya diperlukan untuk membuat pemahaman yang jelas mengenai biaya. Menurut Mulyadi 2005 biaya dalam satu perusahaan terdiri dari tiga macam yaitu 1. Biaya produksi yang merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual, 2. Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk 3. Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Jenis-jenis biaya Menurut Noor 2007 biaya dapat dikelompokkan dalam tujuan tertentu, terutama dalam pengambilan suatu kebijakan dan keputusan bisnis. Dalam kenyataannya masing-masing biaya mempunyai sifat dan kegunaan untuk pengambilan keputusan. a. Menurut realitas pembayarannya Menurut realitas pembayarannya, biaya dapat dikelompokkan menjadi 1. Biaya pengorbanan Biaya yang timbul karena mengorbankan suatu kesempatan tertentu. Dalam praktiknya biaya ini tidak pernah dibayarkan. Misalnya penggunaan lahan pertanian yang subur yang digunakan untuk membangun sarana publik, seorang pemilik perusahaan yang bekerja untuk perusahaannya sendiri dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 2. Biaya sebenarnya real cost Biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Misalnya biaya upah dan gaji, biaya bahan baku, biaya dari bahan penolong, dan lain-lain. b. Menurut Karakteristik Jumlahnya Berdasarkan karakteristik jumlahnya, biaya dapat digolongkan sebagai berikut 1. Biaya variabel Biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan jumlah produksi atau outputnya. Contohnya adalah biaya energi, biaya bahan baku, komisi penjualan, dan upah tenaga kerja. Menurut Wulandari 2011 berkebalikan dengan biaya tetap, biaya variabel bersifat dinamis. Biaya ini mengikuti banyaknya jumlah unit yang diproduksi ataupun banyaknya kegiatan yang dikerjakan. Jumlah yang akan kita keluarkan per unit atau per aktivitas justru berjumlah tetap sedangkan untuk biaya secara total jumlahnya akan menyesuaikan dengan banyaknya jumlah unit yang diproduksi ataupun jumlah kegiatan yang dilakukan. Jika biaya tetap memiliki hubungan terbalik dengan jumlah unit yang diproduksi atau aktivitas yang dilakukan, biaya variabel memiliki hubungan searah dengan jumlah unit yang diproduksi atau kegiatan yang dilakukan. Hubungan searah ini maksudnya adalah semakin banyak unit yang kita produksi atau semakin banyak kegiatan yang kita lakukan, maka akan semakin banyak biaya variabel yang kita keluarkan Universitas Sumatera Utara Gambar Kurva Biaya Variabel 2. Biaya Tetap Biaya yang jumlah totalnya tetap dan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya output. Biaya tetap ini timbul karena penggunaan sumber daya tetap dalam proses produksi. Sifat utama biaya tetap adalah jumlahnya yang tidak berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan naik atau turun. Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang waktu yang relevan. Contoh dari biaya tetap adalah biaya penyusutan, biaya sewa, gaji karyawan, biaya bunga dan lain-lain. Biaya tetap hanya berlaku pada analisis jangka pendek, yaitu sepanjang kapasitas produksi belum berubah, karena dalam jangka panjang semua biaya akan berubah. Kurva biaya tetap atau fixed cost dapat digambarkan sebagai berikut Gambar Kurva Biaya Tetap Universitas Sumatera Utara Secara umum biaya dibagi menjadi dua yaitu Biaya Variabel Variable Cost dan Biaya Tetap Fixed Cost. Jika kedua biaya dijumlahkan akan menghasilkan Biaya Total Total Cost. Apabila kurva biaya tetap dan biaya variabel dihubungkan, maka akan didapat biaya total, sehingga grafiknya adalah sebagai berikut Gambar Kurva Biaya Total c. Menurut relevansinya Suatu pilihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan atau alternatifalternatif yang mungkin dilakukan dalam mengidentifikasikan biaya. Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen data biaya dikelompokkan menjadi 1. Biaya Relevan Biaya relevan adalah biaya yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Biaya ini tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan berupa pilihan pemilihan dua alternatif atau pemilihan lebih dari dua alternatif. Biaya tersebut berupa TFC, TVC, TC, AFC, AVC, ATC, dan MC. Menurut Soeharno 2007 besarnya biaya yang akan dibebankan apabila suatu keputusan telah dilakukan Universitas Sumatera Utara 2. Biaya Tidak Relevan Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan. Biaya ini sudah dikeluarkan perusahaan dan sering dikenal dengan istilah sunk cost. Sunk cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan tetapi tidak relevan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen. Contohnya adalah Perusahaan DPN merencanakan untuk membeli mesin produksi baru dengan cara mengimpor dari Jepang, Korea dan China. Salah satu calon yang dianggap prospektif adalah Mr. A dari Korea dan sudah ada pembicaraan serta kesepakatan dalam bentuk MOU untuk melakukan transaksi enam bulan ke depan dengan harga 5 juta. Sehubungan dengan kesepakatan ini perusahaan sudah mengeluarkan biaya sebesar 1 juta rupiah. Dalam perjalanan tiga bulan setelah MOU, ada produsen mesin dari Jepang yang menawarkan mesin dengan kapasitas yang sama dengan harga 5 juta dan dapat segera dikirim ke Indonesia. Sehubungan dengan tawaran ini manajemen harus secepatnya memutuskan apakah tawaran dari produsen mesin Jepang itu diterima atau tidak. Biaya sebesar 1 juta yang sudah dikeluarkan perusahaan untuk MOU dengan Mr. A dari Korea merupakan Sunk Cost sehingga tidak relevan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang tawaran dari produsen Jepang. Universitas Sumatera Utara d. Menurut Konsep Pencatatan Berdasarkan konsep pencatatan, biaya dapat dibagi sebagai berikut 1. Biaya Akuntansi Accounting Cost Biaya yang didasarkan pada pencatatan akuntansi sesuai dengan prinsip dari akuntansi yang berlaku. Misalnya biaya bahan baku, biaya komunikasi, biaya upah, dan sebagainya. Dalam praktiknya tidak semua biaya akuntansi ini akan dibayar. 2. Biaya Ekonomis Real Cost Biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Pada biaya ekonomis ini, walaupun hampir semua dicatat tetapi masih ada biaya yang tidak dibayarkan karena memang tidak dicatat. Misalnya seornag yang bekerja pada perusahaannya sendiri atau pekerja keluarga sering tidak dibayar dan juga tidak dicatat. e. Menurut Karakteristik Satuannya Berdasarkan jenis ini, biaya dapat digolongkan menjadi 1. Biaya total Total Cost, TC Jumlah dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output. 2. Biaya rata-rata per unit output Average Total Cost, ATC Jumlah dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah ouput dalam mencapai keuntungan. Biaya rata-rata per unit produksi berguna sebagai informasi dasar untuk menentukan produksi yang paling efisien. Perusahaan akan berproduksi pada tingkat biaya rata-rata per unit output yang terendah. Universitas Sumatera Utara 3. Biaya marginal Marginal Cost, MC Tambahan biaya yang digunakan karena adanya penambahan satu unit output. f. Menurut Periode Waktu Biaya jenis ini dapat digolongkan sebagai berikut 1. Biaya jangka pendek short run cost Periode dimana biaya tetap dan biaya variabel masih ada. Untuk biaya jangka pendek, biaya masih terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. 2. Biaya jangka panjang long run cost Periode dimana seluruh biaya berubah variabel. Dalam analisis biaya jangka panjang, semua biaya adalah variabel dan tidak ada biaya tetap. Biaya Produksi dalam Jangka Pendek Menurut Soeharno 2007 periode produksi jangka pendek adalah periode produksi di mana produsen tidak dapat mengubah input tetap atau jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Untuk menganalisis hubungan antara biaya produksi dan jumlah barang, biaya produksi dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dberubah terhadap perubahan jumlah barang ouput yang diproduksi. Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah terhadap perubahan jumlah barang output yang diproduksi. Dalam periode jangka pendek, biaya produksi digolongkan menjadi biaya total dan biaya rata – rata. Biaya total dapat diturunkan menjadi dua ukuran biaya, yaitu biaya total rata-rata yang merupakan biaya total dibagi jumlah produksi dan biaya marginal merupakan kenaikan biaya total apabila terjadi kenaikan produksi Universitas Sumatera Utara sebanyak satu unit. Jenis – jenis biaya produksi dalam jangka pendek dibedakan menjadi 1. Biaya Tetap Fixed Cost Merupakan biaya produksi perusahaan yang tidak tergantung pada tingkat produksi perusahaan overhead cost. Kurva biaya tetap FC berbentuk garis lurus karena penambahan atau pengurangan jumlah produksi tidak mempengaruhi biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan. 2. Biaya Variabel Variable Cost Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan tergantung pada jumlah barang yang diproduksi. Kurva biaya variabel VC bersifat positif karena apabila jumlah produksi nol, maka biaya variabel juga nol. Apabila jumlah produksi bertambah, maka biaya variabel juga bertambah. Secara matematis, biaya variabel VC dituliskan dalam persamaan VC = P x Q 3. Biaya Total Total Cost Merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya total diperoleh dengan menjumlahkan biaya tetap FC dan biaya variabel VC. Secara matematis, TC dituliskan dalam persamaan TC = FC + VC Kurva TC dan VC memiliki kemiringan yang sama karena besarnya biaya total TC perusahaan sama dengan biaya tetap FC ditambah biaya variabel VC yang dikeluarkan. Universitas Sumatera Utara Konsep Biaya Rata – Rata dan Biaya Marginal dapat dibagi atas a. Biaya Tetap Rata – Rata Average Fixed Cost-AFC yakni perbandingan biaya tetap FC dan jumlah barang yang diproduksi Q. Kurva AFC bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva biaya tetap FC bersifat negatif karena semakin besar jumlah produksi, biaya tetap rata – rata semakin kecil. Secara matematis, biaya tetap rata – rata AFC dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut AFC = FC / Q b. Biaya Variabel Rata – Rata Average Variable Cost-AVC yakni perbandingan antara biaya variabel VC dan jumlah barang yang diproduksi Q. Kurva AVC merupakan turunan dari kurva VC, kurva AVC bergerak turun sampai titik belok dan naik kembali. Secara matematis, biaya variabel rata – rata AVC dituliskan dalam persamaan sebagai berikut AVC = VC / Q c. Biaya Rata – Rata Average Cost-AC yakni rata – rata biaya total yang dikeluarkan perusahaan, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Kurva AC merupakan turunan dari kurva TC. Kurva AC bergerak turun dari kiri atas hingga titik belok dan akan naik kembali jika jumlah barang yang diproduksi Q bertambah. Secara matematis, biaya rata – rata AC dituliskan dalam persamaan AC = TC / Q atau AC = AFC + AVC Universitas Sumatera Utara d. Biaya Marginal Marginal Cost-MC yakni tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan setiap 1 unit produksi. Kurva MC bergerak menurun seiring dengan meningkatnya jumlah barang yang diproduksi Q, ketika mencapai titik terendah kurva MC naik kembali. Bagian kurva MC yang naik selalu memotong kurva AVC dan AC pada titik terendahnya. Secara matematis, biaya marginal MC dituliskan dalam persamaan MC = ΔTC / ΔQ e. Hubungan Kurva MC Dengan Kurva AVC dan AC Jika MC AVC, maka nilai AVC menaik Jika MC = AVC, maka nilai AVC minimum Jika MC AC, maka nilai AC menaik Jika MC = AC, maka nilai AC minimum. Pada kurva MC, AVC, dan AC yang membentuk huruf U dan kurva AFC akan terus menurun apabila jumlah barang yang diproduksi Q terus bertambah. Dalam periode produksi jangka pendek berlaku Hukum Hasil Lebih yang Semakin Berkurang The Law of Diminshing Return, yang menyatakan bahwa “Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya tenaga kerja terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Ini yang menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai Universitas Sumatera Utara tingkat yang maksimum kemudian menurun”. Dalam jangka pendek, ketika suatu perusahaan tidak mampu menghemat biaya tetapnya, perusahaan akan memilih untuk tutup untuk sementara waktu bila harga barang kurang dari biaya variabel rata-rata dalam jangka panjang. Ketika perusahaan tersebut tidak dapat menghemat biaya tetap dan biaya variabelnya, perusahaan itu akan memilih untuk keluar dari pasar jika harga kurang dari biaya total rata-rata. Biaya Produksi dalam Jangka Panjang Menurut Soeharno 2007 analisis jangka panjang merupakan semua biaya dianggap sebagai biaya variabel. Periode dari produksi jangka panjang adalah periode produksi dimana produsen dapat mengubah faktor produksi tetap mengalami perubahan. Jadi, dalam periode produksi jangka panjang, perusahaan dapat mengubah faktor produksi input tetap yang digunakan dalam proses produksi. Dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, tetapi semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya yang dapat berubah variabel, artinya perusahaan dapat menambah tenaga kerja, jumlah mesin, peralatan dan luas bangunan. Kurva biaya total rata – rata per satu unit output jangka panjang merupakan kurva amplop envelope curve dari kurva-kurva output rata-rata per satu unit output jangka pendek. Kurva biaya total rata – rata jangka panjang atau kurva LRAC Long Run Average Cost adalah kurva yang menunjukkan biaya rata – rata minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan mampu selalu mengubah kapasitas produksinya. Titik persinggungan dalam kurva – kurva AC tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai produsen dalam produksi jangka Universitas Sumatera Utara panjang. Biaya produksi jangka panjang yang diminimumkan tergantung kepada dua faktor yaitu tingkat produksi yang akan dicapai dan pilihan kapasitas pabrik yang tersedia. Kurva LRAC bentuknya hampir sama dengan kurva AC, tetapi kurva AC jauh lebih mirip U, sedangkan LRAC lebih berbentuk kuali. Kurva AC berbentuk U akibat pengaruh Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang dan kurva LRAC berbentuk kuali akibat faktor – faktor yang dinamakan oleh ahli ekonomi sebagai skala ekonomi economies of scale yang menyebabkan kurva LRAC bergerak turun, dan skala tidak ekonomi diseconomies of scale yang menyebabkan kurva LRAC bergerak naik. Menurut Arsyad 2000 dalam biaya total jangka panjang, apabila hargaharga input tidak dipengaruhi jumlah sumber daya yang dibeli maka akan terjadi hubungan langsung antara biaya dan produksi. Fungsi produksi yang menunjukkan keadaaan constant return to scale adalah linear, artinya penduakalilipatan inputnya akan mendua kali lipatkan outputnya. Dengan harga0harga input yang konstan, penduakalilipatan input akan menduakalilipatkan biaya totalnya dan menghasilkan fungsi TC yang linear. Apabila fungsi produksi perusahaan bersifat decreasing return to scale maka input yang harus ditambah harus dua kali lipat lebih besar untuk menghasilkan output yang dua kali lipat lebih besar pula. Fungsi produksi yang pada awalnya menunjukkan keadaan increasing return to scale dan kemudian constant return to scale dan selanjutnya decreasing return to scale menjelaskan bahwa proporsi kenaikan biaya lebih kecil dari proporsi kenaikan output pada keadaan increasing return to scale dan lebih besar pada saat terjadi keadaan decreasing return to scale. Universitas Sumatera Utara Modal Dalam menjalankan proses pembangunan dan usaha, diperlukan faktor- faktor pendukung agar dapat berjalan dengan efektif. Salah satunya adalah akumulasi modal yang memadai. Salah satu faktor produksi yang tidak kalah pentingnya adalah modal, sebab di dalam suatu usaha, masalah modal memiliki hubungan yang sangat erat dengan berhasil tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Menurut Sudantoko dan Hamdani 2009 dalam terminologi pembangunan modal memiliki arti semua bentuk kekayaan baik yang berwujud fisik maupun non fisik yang mampu dijadikan sarana untuk menjalankan proses produksi ataupun perekonomian sesudahnya. Dalam pengertian secara klasik, modal mengandung pengertian sebagai “hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam pengertian ekonomi, modal yaitu barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa baru. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan, serta makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka modal mempunyai arti yang menonjol. Masalah modal dalam perusahaan merupakan masalah yang tidak akan pernah berakhir karena masalah modal mencakup berbagai macam aspek. Hingga saat ini di antara para ahli ekonomi belum memiliki kesamaan opini tentang pengertian modal. Modal dapat terbentuk dari proses pembangunan itu atau terbentuk dari adanya permintaan akan investasi. Modal dapat berupa benda, ilmu pengetahuan, keahlian yang tinggi, proses pendidikan dan situasi yang kondusif. Universitas Sumatera Utara Jenis- jenis Modal Menurut Kasmir 2006 terdapat dua jenis modal dalam melakukan kegiatan usaha, berdasarkan perbedaan dalam penggunaannya dan jangka waktunya, yakni sebagai berikut a. Modal Investasi Penggunaan utama modal investasi untuk membeli aktiva tetap, seperti mesin-mesin, tanah, bangunan atau gedung, kendaraan dan inventaris lainnya. Modal ini merupakan jenis modal jangka panjang dan dapat digunakan berulang-ulang. Umur dari modal ini biasanya berkisar satu tahun. Modal investasi biasanya diperoleh dari modal pinjaman berjangka waktu panjang yang pada umumnya diperoleh dari dunia perbankan. b. Modal Kerja Penggunaan modal kerja untuk perusahaan pada saat perusahaan beroperasi seperti biaya operasional membayar gaji karyawan, biaya pemeliharaan, dan biaya-biaya lainnya. Modal ini merupakan jenis modal jangka pendek dan hanya digunakan beberapa kali yang biasanya tidak lebih dari satu tahun. Biasanya dunia perbankan dapat membiayai modal investasi dan modal kerja baik secara bersama-sama maupun sendirisendiri. Ditinjau dari pemakaiannya, modal dibedakan sebagai berikut. a. Modal lancar current capital adalah alat produksi yang habis satu kali proses produksi. Misal bahan baku, bahan penolong, dan uang tunai. Universitas Sumatera Utara b. Modal tetap fixed capital adalah barang modal yang dapat dipakai lebih dari satu kali proses produksi. Modal ini memberikan jasa untuk proses produksi dalam jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi. Misal mesin, gedung, dan gudang. Sementara itu, ditinjau dari fungsinya modal dibedakan sebagai berikut. a. Modal individu adalah barang modal yang merupakan sumber penghasilan bagi pemiliknya. b. Modal sosial adalah barang modal yang digunakan untuk kepentingan masyarakat/umum. Misal jalan, pelabuhan, pasar, dan jembatan. Sumber-sumber Modal Menurut Kasmir 2006 berdasarkan sumbernya modal terbagi dua yakni a. Modal sendiri Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Kelebihan dari modal ini adalah tidak memiliki beban biaya bunga dalam membiayai suatu usaha walaupun tetap harus membayar dividen. Pembayaran dividen tergantung keuntungan yang diperoleh dan hanya dibayar apabila telah memperoleh keuntungan. Modal ini diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham yang dapat dilakukan secara saham tertutup ataupun saham terbuka. Namun biasanya modal sendiri memiliki jumlah yang terbatas serta sulit untuk memperolehnya. Universitas Sumatera Utara b. Modal asing Modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan, misalnya modal yang berupa pinjaman dari bank. Keuntungan dari modal ini karena memiliki jumlah yang tidak terbatas. Modal pinjaman ini digunakan untuk membiayai suatu usaha. Modal ini menimbulkan beban biaya bunga, biaya administrasi, serta biaya provisi dan komisi dan mewajibkan pengembalian pinjaman dalam jangka waktu tertentu. Modal pinjaman akan menimbulkan motivasi pada pihak manajemen sehingga dalam melakukan kegiatan usahanya dilakukan secara sungguh-sungguh. Sumber modal asing dapat berasal dari pinjaman dunia perbankan, lembaga keuangan, dan dari perusahaan nonkeuangan. Peranan Modal dalam Perekonomian Menurut Sukirno 2002 dalam setiap kegiatan perekonomian untuk kegiatan produksi memerlukan barang modal. Modernisasi perekonomian tidak dapat berlaku apabila tidak terdapat barang modal yang memiliki kompleksitas tinggi dengan produktivitas tinggi. Di dalam perekonomian modern perusahaanperusahaan harus terus berupaya dalam memperbaiki kegiatan produksinya agar dapat mempertahankan daya saing dan menjamin kelangsungan hidup usahanya. Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk membeli/ memperoleh barang-barang modal yang baru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang modal yang sudah tidak digunakan lagi. Untuk melakukan penanaman modal, maka para pengusaha memerlukan dana. Adakalanya dana tersebut berasal dari keuntungan yang diperoleh yang tidak dibagikan dan ada pula yang berasal dari peminjaman dari pihak lain. Universitas Sumatera Utara Tenaga Kerja Menurut Mulyadi 2003 tenaga kerja man power adalah penduduk pada usia kerja 15-64 tahun atau seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan bila mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Menurut UU Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang mencari pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang terlibat ataupun berusaha terlibat dalam kegiatan produksi barang dan jasa. Sedangkan yang bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tenaga kerja rohani dan jasmani. Tenaga kerja rohani adalah kegiatan kerja yang lebih banyak menggunakan kegiatan pikiran untuk memajukan produksi, sedangkan tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang memberikan segala kegiatan jasmani atau fisik untuk usaha meningkatkan produksi. Tenaga kerja jasmani dapat dibedakan sebagai berikut. a. Tenaga kerja terdidik skilled labour adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus. Misal dokter, pengacara, dan akuntan. b. Tenaga kerja terlatih trained labour adalah tenaga kerja yang memerlukan latihan dan pengalaman praktis. Misal sopir, pelayan toko, dan montir. Universitas Sumatera Utara c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih unskilled labour and untrained labour adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan sebelumnya. Misal pesuruh, kuli, dan tukang sampah. Menurut Mulyadi 2003 keadaan dari tenaga kerja Indonesia dapat dilihat dari a. Tingkat partisipasi angkatan kerja b. Upah tenaga kerja c. Produktivitas pekerja d. Tingkat pengangguran. Terdapat dua teori penting dari mengenai masalah ketenagakerjaan, yakni a. Teori Lewis mengemukakan kelebihan pekerja adalah kesempatan yang bukan merupakan suatu masalah. Karena kelebihan pekerja akan memberikan andil terhadap pertumbuhan output serta penyediaan pekerjaan di sektor lain. Terdapat dua struktur dari perekonomian negara berkembang yakni sektor subsisten terbelakang dan dan sektor kapitalis modern. Menurut Lewis sektor subsisten terbelakang tidak hanya terdiri dari pertanian, tetapi juga sektor informal seperti pengecer koran. Kelebihan dari sektor subsisten terbelakang adalah penawaran tenaga kerja dan tingkat upah di pedesaan relatif lebih murah dibandingkan sektor kapitalis modern. Hal tersebut mendorong pengusaha yang ada di perkotaan memanfaatkan pekerja tersebut dalam pengembangan industri modern perkotaan. Ketika proses industrialisasi berlangsung, maka kelebihan penawaran tenaga kerja di sektor subsisten terbelakang akan terserap. Bersamaan dengan itu, maka Universitas Sumatera Utara pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat. Perbedaan tingkat upah ini akan mengurangi ketimpangan pendapatan antara perkotaan dan pedesaan. b. Teori Fei-Ranis yang berkaitan dengan negara berkembang. Ciri-cirinya adalah sumber daya alamnya belum dapat diolah, kelebihan buruh, mayoritas penduduknya bertani, memiliki banyak pengangguran, serta tingkat pertumbuhan yang tinggi. Menurut teori ini ada tiga tahap pembangunan dalam kondisi kelebihan buruh, yang pertama di mana para penganggur semu dialihkan ke sektor industri dengan upah yang sama. Tahap kedua pekerja pertanian menambah output tetapi memproduksi lebih kecil dari upah institusional yang mereka peroleh karena dialihkan pada sektor industri. Tahap ketiga ditandai dengan awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian menghasilkan output lebih besar dari pada perolehan upah institusional. Kelebihan yang ada pada pekerja terserap pada sektor jasa dan industri yang meningkat sejalan dengan pertambahan output dan perluasan usaha secara terus menerus. Menurut Mulyadi 2003 struktur ketenagakerjaan dapat dilihat dari struktur lapangan kerja utama, struktur jenis pekerjaan utama, dan status dari para pekerja. Lapangan pekerjaan utama seseorang adalah bidang kegiatan utama dari pekerja. Lapangan pekerjaan dapat digolongkan atas a pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan, b pertambangan dan penggalian, c industri pengolahan, d listrik gas dan air, e bangunan, f perdagangan besar eceran dan restoran, g angkutan, pergudangan dan komunikasi, h keuangan, asuransi, Universitas Sumatera Utara usaha persewaan bangunan dan tanah, serta jasa perusahaan,dan i jasa kemasyarakatan. Adapun jenis pekerjaan seseorang merupakan macam pekerjaan yang dilakukan pekerja tersebut. Jenis pekerjaan dapat digolongkan atas a tenaga professional, teknisi dan sejenisnya, b tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, c tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis, d tenaga usaha penjualan e tenaga usaha jasa, f tenaga usaha pertanian, perburuan dan perikanan, dan g tenaga produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja pasar. Status pekerjaan utama merupakan jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan. Status pekerjaan utama ini dibagi atas a Buruh/ karyawan adalah pekerja yang bekerja pada orang lain dan menerima upah baik uang dan barang, b Berusaha sendiri, apabila pekerja tersebut bekerja atas resikonya sendiri dan tidak memperkerjakan orang lain dalam usahanya, c Berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap, d Pekerja keluarga, yakni pekerja yang tidak mendapat upah uang maupun barang, e Berusaha dengan buruh tetap, bila pekerja tersebut bekerja atas resiko sendiri dan dalam melaksanakan usahanya memperkerjakan buruh tetap. Menurut Arfida 2003 hal-hal yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja adalah a. Tingkat upah Apabila tingkat upah semakin tinggi, maka permintaan tenaga kerja akan semakin sedikit. Begitu pula sebaliknya. Universitas Sumatera Utara b. Teknologi Kemampuan dalam menghasilkan produksi bergantung pula terhadap teknologi yang berkembang. Maka semakin efektif teknologi, akan memberikan arti semakin besar bagi tenaga kerja dalam mengaktualisasikan keterampilan dan kemampuannya. c. Produktivitas Produktivitas bergantung pada modal yang dipakai. Keleluasaan modal dapat menaikkan produktivitas tenaga kerja. d. Kualitas tenaga kerja Latar belakang dari pendidikan, keadaan gizi dan pengalaman berusaha merupakan indeks dari kualitas tenaga kerja. e. Fasilitas modal Suatu produk yang dihasilkan dari sumbangan modal dan tenaga kerja tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini karena peranan input lain merupakan faktor penentu lainnya. Lama Usaha Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lama usaha didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang pernah dialami oleh seseorang ketika mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lama usaha pada penelitian ini adalah lamanya suatu usaha berjalan atau umur dari usaha dari semenjak usaha itu berdiri. Artinya apabila suatu usaha semakin lama berjalan mengakibatkan adanya perkembangan usaha yang signifikan ke arah yang positif ataupun negatif. Perkembangan dari dunia usaha dapat tergantung dari iklim Universitas Sumatera Utara perdagangan dan persaingan yang terjadi di dunia usaha/ pasar. Dari segi pengalaman, apabila suatu usaha memiliki umur yang lebih lama dalam bidang usahanya tentunya usaha tersebut lebih dapat berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan usaha tersebut telah terlebih dahulu mengenal kondisi pasar yang ada serta mengerti selera dari konsumen. Industri yang memiliki umur yang dapat dibilang mapan, semestinya lebih dapat bersaing dengan lainnya. Variasi Menu Menu memegang peran sangat penting dalam keberhasilan usaha restoran. Menurut Marsum 2001 pada umumnya menu memiliki tiga macam arti a. Menu sebagai daftar makanan b. Sebagai makanan yang disajikan c. Sebagai menu yang disajikan pada waktu tertentu, misalnya makan pagi, makan siang dan makan malam. Dalam membuat pola menu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. a. Kertas menu harus benar-benar bersih dan efektif dalam penggunaan tempatnya, tetapi juga tidak berjejal penulisannya. b. Sampul menu yang bagus mutunya, design yang rapi dan menarik c. Corak mode tata ruang yang tepat serta benar yang harus diterapkan d. Memperhatikan cara penulisan e. Penyusunan dan pengelompokan jenis-jenis makanan yang disajikan harus ditulis dengan cermat dan rapi f. Memperhatikan warna yang sesuai g. Memberikan ruang khusus untuk chef suggestion Universitas Sumatera Utara h. Mencantumkan keterangan yang singkat dan jelas mengenai makanan i. Semua hasil produksi yang tertera harus benar-benar diperhatikan j. Informasi mengenai fasilitas, alamat, nomor telepon, dan jam buka restoran harus dicantumkan. Menurut Marsum 2001 terdapat dua fungsi dasar menu, yakni untuk menetapkan kebutuhan yang akan disediakan untuk operasi restoran dan alat koordinasi untuk melaksanakan tujuan manajemen. Kegunaan menu adalah untuk menetapkan bahan-bahan makanan yang akan dibeli, mengatur gizi yang terkandung dalam sajian makanan, mengetahui jumlah karyawan yang dibutuhkan serta peralatan yang diperlukan. Suatu menu dikatakan baik apabila laku dalam pasaran dan mencapai mutu yang diharapkan secara obyektif dan efektif dalam biaya. Terdapat dua cara dasar untuk penggolongan menu yakni yang pertama berdasarkan pada bagaimana produk/makanan yang disajikan itu diberi harga, misalnya ala carte menu yang disajikan, mka diberi harga masing-masing pada setiap makanan yang disajikan. Kedua, berdasarkan hitungan berapa kali ganti. Artinya didalam table menu, susuann hidangannya sudah ditentukan dan pada umumnya tidak bisa diganti/diubah. Beberapa prioritas yang berkaitan dengan penyusunan menu adalah a. Kepentingan dari pembeli dan tamu langganan, yakni menyesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan tamu. Misalnya pelayanan yang baik. Kepentingan tamu juga berupa melihat nilai makanan yang disajikan, baik faktor gizinya, kerapiannya, keindahan dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara b. Mutu makanan Mengenai mutu makanan yang perlu diperhatikan adalah rasa dan aromanya, konsisten, bentuk dan potongan, kandungan gizi, daya tarik penampilan, harumnya dan suhunya c. Segi biaya, yakni perbandingan antara biaya pembuatan dibagi harga jual dikali dengan 100%. d. Ketersediaan barang e. Hubungan banyaknya produksi dan operasional. f. Hal-hal yang berkaitan dengan sanitasi g. Hal-hal yang berkaitan dengan pengaturan ruangan h. Hal-hal yang berkaitan dengan peralatan. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis menyertakan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai referensi. Penelitian-penelitian terdahulu ini berkaitan dengan pendapatan, modal, tenaga kerja, waktu kerja, lama usaha dan variasi menu. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Lubis 2009 menganalisis mengenai pengaruh tingkat pendapatan pekerja sektor informal di Kota Binjai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independent yaitu modal, jumlah tenaga kerja, dan tingkat pendidikan terhadap variabel dependent yaitu pendapatan pekerja sektor informal di kota Binjai, Sumatera Utara. Hasil dari analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa modal dan jumlah jam kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pekerja sektor Universitas Sumatera Utara informal di kota Binjai. Sedangkan tingkat pendidikan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan sektor informal di kota Binjai. Variabel independent yaitu modal, jam kerja, dan tingkat pendidikan dapat menjelaskan secara bersama-sama variabel dependent yaitu pendapatan pekerja sektor informal di kota Binjai dengan R-Square 𝑅𝑅2 sebesar 92%. Penelitian-penelitian lainnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut Universitas Sumatera Utara Tabel Penelitian Terdahulu No. Nama peneliti, tahun Judul Variabel Model Hasil Analisis Penelitian Pendapatan Modal kerja Jam usaha Pengalaman Jenis barang dagangan Analisis Analisis regresi berganda Modal kerja, jam usaha, pengalaman dan jenis barang dagangan produk berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang kaki lima di kabupaten Aceh Utara 1 Nazir, 2011 Analisis Determinan Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Kab. Aceh Utara 2 Rosetyadi Artistyan Firdausa, Pendapatan Analisis Variabel modal awal, lama usaha dan jam kerja berpengaruh terhadap Fitrie Arianti, 2013 Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha Modal awal Lama usaha regresi berganda jumlah pendapatan pedagang kios di pasar Bintoro Demak. Variabel modal awal, lama usaha dan jam kerja secara bersama-sama dan Jam Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak Jam kerja Abd. Hamid Mangung Jaya, 2011 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Pantai Losari Kota Makassar Pendapatan Modal kerja Alokasi waktu Lama usaha 3 simultan berpengaruh positif secara signifikan terhadap jumlah pendapatan pedagang pasar Bintoro Demak. Analisis regresi berganda Hasil penelitian menunjukkan modal, alokasi waktu, lama usaha, dan akses kredit secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi variabel terikat yaitu pendapatan sebesar 89%. Analisis regresi berganda Variabel lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling dan waktu dagang berpengaruh terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta. Akses kredit 4 Dwi Okti Nurani, 2010 Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kaki lima makanan dan minuman di jalan Malioboro Yogyakarta Pendapatan Lama usaha Jmlah t. kerja Luas kapling Waktu dagang Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel No. Nama peneliti, tahun Variabel Model Hasil Analisis Judul Yenni Handayani, 2010 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Rumah Makan di Kecamatan Medan Selayang Penelitian Pendapatan Modal Jam kerja T. Pendidikan Penelitian Analisis regresi berganda 6 Armauliza Septiawan, 2009 Analisis Determinan Pendapatan Usaha Rumah Makan Di Sekitar Universitas Sumatera Utara Pendapatan Modal kerja Luas tempat Jumlah t. kerja jam operasional Analisis regresi berganda Hasil penelitian menunjukkan modal, luas tempat, jumlah tenaga kerja, jam operasional secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi variabel terikat yaitupendapatan sebesar 70%. Uji F menunjukkan bahwa semua variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat secara signifikan. 7 Diwayana Putri Nst, 2011 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan modal Analisis regresi Modal, jumlah tenaga kerja, pendidikan dan pengalaman usaha memberikan pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Pendapatan Pengusaha Rumah Makan di Kecamatan Medan Baru jumlah t. Kerja pendidikan penglmn usaha berganda pendapatan pengusaha rumah makan dari pembuktian uji overall. Indra Widhi Ardhiyansyah, 2004 Realisasi pajak Analisis Jumlah hotel dan restoran berpengaruh positif signifikan, Tingkat Analisis Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli hotel & restoran J. Hotel & rstrn regresi berganda Inflasi berpengaruh positif tidak signifikan dan Jumlah wisatawan Nusantara tidak signifikan tehadap Realisasi pajak hotel dan restoran. Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 1989/1990-2003. t. Inflasi jmlh wisatawan 5 8 Semua variabel dependent dapat menjelaskan secara bersama-sama variabel dependent yaitu pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang. Modal dan jumlah jam kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan, sedangkan t. pendidikan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang. Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel No. Nama peneliti, tahun Judul 9 Variabel Penelitian Model Hasil Analisis Penelitian Rahmat Lubis, 2009 Pendapatan Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yaitu Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Umur Pendidikan regresi berganda umur, pendidikan, lama kerja, curahan waktu kerja, dan modal operasional dappat menjelaskan variabel terikat pendapatan pekerja Pekerja Sektor Informal di Kota Binjai Lama kerja Waktu kerja sektor informal di Kota Binjai sebesar 95%. Mdl Operasionl Universitas Sumatera Utara Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu Adapun perbandingan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dapat dilihat dari segi a. Variabel penelitian Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah variabel pendapatan sebagai variabel terikat, serta biaya sebagai variabel intervening, modal, tenaga kerja, waktu kerja, lama usaha, dan variasi menu sebagai variabel bebas. Sedangkan pada penelitian terdahulu variabel yang digunakan adalah 1. Biaya, dimana variabel biaya tidak digunakan pada penelitian lain sebagai variabel intervening. 2. Tenaga kerja, dimana variabel tenaga kerja tidak digunakan pada penelitian Nazir 2011, Firdausa dan Arianti 2013, Handayani 2010. 3. Modal, dimana variabel modal tidak digunakan pada penelitian Nuraini 2010, Ardiansyah 2004. 4. Waktu kerja, dimana variabel waktu kerja tidak digunakan pada penelitian Handayani 2010, Septiawan 2009, Nazir 2011, Firdausa dan Arianti 2013, Nuraini 2010. 5. Lama usaha, dimana variabel lama usaha tidak digunakan pada penelitian Handayani 2010, Septiawan 2009. 6. Variasi menu, dimana variabel variasi menu tidak digunakan pada penelitian terdahulu yang lain. Universitas Sumatera Utara b. Model Analisis Data Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode persamaan struktural dengan analisis Jalur Path Analysis. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurani 2010, Handayani 2010, Septiawan 2009 dan Ardiansyah 2004 menggunakan metode analisis regresi berganda. c. Wilayah Penelitian Wilayah penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Restoran yang diteliti merupakan restoran yang terdaftar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Nurani 2010 melakukan penelitian terhadap pendapatan pedagang kaki lima makanan dan minuman di jalan Malioboro Yogyakarta. Handayani 2010 meneliti pendapatan pedagang rumah makan di Kecamatan Medan Selayang, sedangkan Septiawan 2009 meneliti pendapatan usaha rumah makan di sekitar Universitas Sumatera Utara. Kerangka Konseptual Variabel pendapatan disebabkan oleh banyak faktor dan masing-masing faktor saling terkait. Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan memang cukup banyak, tetapi dalam penelitian ini faktor penyebab tersebut dibatasi pada beberapa variabel. Dari gambar di bawah ini, dapat dilihat bahwa variabel pendapatan dalam penelitian ini diduga dipengaruhi oleh enam variabel yakni modal, tenaga kerja, waktu kerja, lama usaha, variasi menu dan biaya. Dalam penelitian ini, pendapatan merupakan variabel Y2 yang merupakan variabel terikat. Modal sebagai variabel X1, tenaga Universitas Sumatera Utara kerja sebagai variabel X2, waktu kerja sebagai X3, lama usaha sebagai X4 dan variasi menu sebagai X5 yang merupakan variabel bebas, serta biaya sebagai Y1 yang merupakan variabel intervening. Variabel bebas eksogeneous X1,X2,X3,X4,X5,Y1 mepengaruhi pendapatan pengusaha restoran sebagai variabel endogeneous Y2. Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori dan berbagai penelitian yang mendukung maka dapat dibentuk suatu kerangka konseptual penelitian yang menunjukkan bahwa modal, tenaga kerja, waktu kerja, lama usaha, dan variasi menu berpengaruh terhadap biaya yang kemudian biaya, modal, tenaga kerja, waktu kerja, lama usaha dan variasi menu berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan. Adapun kerangka konseptualnya dapat dipaparkan sebagai berikut Gambar Kerangka Konseptual Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Restoran di Kota Medan Universitas Sumatera Utara Hipotesis 1. Modal berpengaruh positif terhadap biaya pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. 2. Modal melalui biaya berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. 3. Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap biaya pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. 4. Tenaga kerja melalui biaya berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. 5. Waktu kerja berpengaruh positif terhadap biaya pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. 6. Waktu kerja melalui biaya berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. 7. Lama usaha berpengaruh positif terhadap biaya pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. 8. Lama usaha melalui biaya berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. 9. Variasi menu berpengaruh positif terhadap biaya pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. 10. Variasi menu melalui biaya berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. 11. Biaya berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan, ceteris paribus. Universitas Sumatera Utara
ArticlePDF Available Abstract and FiguresAbstrak- Sistem pintu keamanan di laboratorium biasanya menggunakan kunci konvensional. Departemen Teknik Listrik dan Informatika, Perguruan Tinggi Kejuruan, Universitas Gadjah Mada memiliki 24 laboratorium dan puluhan ruang kelas. Semakin tinggi jumlah laboratorium dan ruang kelas, semakin banyak kunci yang dibutuhkan. Kendala yang dihadapi oleh asisten laboratorium adalah sulitnya menemukan kunci dan kehilangan satu cara mengatasi masalah di atas membuat sistem penguncian pintu otomatis menggunakan sensor sidik jari. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan memfasilitasi akses untuk mengunci ruangan. Sistem ini dibuat menggunakan mikrokontroler sebagai prosesor dan sensor sidik jari. Identitas pengakses laboratorium disimpan dalam memori untuk membuka kunci pintu. Di pintu masuk, pintu kunci magnetik dipasang, yang terhubung ke sistem mikrokontroler. Sistem dapat berjalan seperti yang dimaksudkan dan dapat mendeteksi sidik jari yang tersimpan dalam memori. Sistem dapat mengidentifikasi sidik jari pengguna yang disimpan dalam memori dengan persentase keberhasilan 95% dari total 40 percobaan membuka Kunci Sidik Jari, Kunci Magnetic, Mikrokontroller, Sistem Kunci Pintu, Keamanan Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 6, Nomor 1, Maret 2020 p-ISSN 2477- e-ISSN 2549-1938 84 SISTEM KEAMANAN PINTU LABORATORIUM BERBASIS SENSOR FINGERPRINT DAN MAGNETIC LOCK Ardhi Wicaksono Santoso1,*, Anindita Suryarasmi2, Aditya Alvian Nugroho3 1,2,3 Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia Email 2anindita Abstrak Abstrak- Sistem pintu keamanan di laboratorium biasanya menggunakan kunci konvensional. Departemen Teknik Listrik dan Informatika, Perguruan Tinggi Kejuruan, Universitas Gadjah Mada memiliki 24 laboratorium dan puluhan ruang kelas. Semakin tinggi jumlah laboratorium dan ruang kelas, semakin banyak kunci yang dibutuhkan. Kendala yang dihadapi oleh asisten laboratorium adalah sulitnya menemukan kunci dan kehilangan satu cara mengatasi masalah di atas membuat sistem penguncian pintu otomatis menggunakan sensor sidik jari. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan memfasilitasi akses untuk mengunci ruangan. Sistem ini dibuat menggunakan mikrokontroler sebagai prosesor dan sensor sidik jari. Identitas pengakses laboratorium disimpan dalam memori untuk membuka kunci pintu. Di pintu masuk, pintu kunci magnetik dipasang, yang terhubung ke sistem mikrokontroler. Sistem dapat berjalan seperti yang dimaksudkan dan dapat mendeteksi sidik jari yang tersimpan dalam memori. Sistem dapat mengidentifikasi sidik jari pengguna yang disimpan dalam memori dengan persentase keberhasilan 95% dari total 40 percobaan membuka kunci. Kata Kunci Sidik Jari, Kunci Magnetik, Mikrokontroller, Sistem Kunci Pintu, Keamanan Abstract Abstract- The security door system in the laboratory uses conventional locks. The Department of Electrical and Information Engineering, Vocational College, Universitas Gadjah Mada has 24 laboratories and dozens of classrooms. The higher the number of laboratories and classrooms, the more keys are needed. Obstacles that are problematic by laboratory assistants are difficult to find keys and lose keys. One way to overcome the above problem is to create an automatic door locking system using a fingerprint sensor. This system encourages security and facilitates access to activate the room. This system is made using a microcontroller as a processor and fingerprint sensor. The identity of the laboratory access is opened to unlock the door. At the entrance, a magnetic door lock is installed, which is connected to the microcontroller system. The system can run as successful and can be moved with a finger stored in memory. 95% of the total 40 trials were unlocked. Keywords Fingerprint, Lock Door Systems, Magnetic Lock, Microcontroller, Security I. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat terutama dibidang elektronika ditandai dengan pesatnya kemajuan yang terjadi dengan diciptakannya peralatan elektronika yang semakin canggih. Banyak keuntungan yang diperoleh dari perkembangan elektronika tersebut, diantaranya adalah semakin mudahnya manusia dalam menyelesaikan suatu masalah atau melakukan sesuatu sehingga waktu, tenaga, dan biaya dapat digunakan dengan lebih hemat namun efektif. Aktivitas yang bersifat rutin sekarang banyak digantikan oleh peralatan-peralatan yang dirancang secara otomatis, yang dapat bekerja menggantikan tenaga manusia. Salah satu penerapan teknologi adalah JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 6, Nomor 1, Maret 2020 p-ISSN 2477- e-ISSN 2549-1938 85 pengembangan aplikasi rumah/ruang pintar smart home/room yang dapat memberikan kenyamanan, keamanan dan efesien bagi pengguna. Penambahan teknologi identifikasi dan pelacakan, sensor-sensor, actuator, dan protokol komunikasi dapat menghasilkan sebuah sistem smartroom/smarthome Atzori, dkk., 2010. Rumah/ruang pintar memiliki sistem otomatis untuk mengendalikan peralatan multimedia untuk memantau dan mengaktifkan sistem keamanan. Rumah/ruang pintar tampak "cerdas" karena adanya sistem komputer yang memonitoring banyak aspek pada kegiatan sehari-hari di rumah/ruangan Bregman, 2010. Rumah pintar yang diintegrasikan dengan Programmable Logic Controller PLC dapat memberi kemudahan dalam mengendalikan alat-alat elektronik, peralatan listrik, dan lampu Triawati dan Firman, 2010. Teknologi smartphone juga dapat digunakan, dengan cara diintegrasikan dengan sistem tertanam dapat menghasilkan inovasi dalam pengendalian peralatan di dalam rumah secara otomatis. Teknologi ini memungkinkan untuk menghasilkan teknologi pengamanan serta otomasi pada proses membuka dan menutup pintu Muhira Dzar Faraby, dkk., 2016. Rumah pintar merupakan tempat tinggal atau hunian yang memanfaatkan jaringan komunikasi yang dihubungkan dengan peralatan listrik untuk mengendalikan dan memonitor secara jarak jauh. Penggunaan teknologi berbasis IP Internet Protocol pada rumah pintar memungkinkan pengguna memantau dan mengelola peralatan rumah tangga lampu. Salah satunya adalah menggunakan perangkat seluler yang terhubung ke Internet Wireless untuk mengakses lingkungan rumah Kusriyanto dan Putra, 2016. Rumah pada umumnya menggunakan kunci manual pada pintu sehingga dapat dikatakan tingkat keamanan rumah relatif rendah. Sistem kemanan pintu menggunakan smartcard berbasis RFID Radio Frequency Identification, diharapkan dapat menjadi alternatif untuk aplikasi kunci elektris pada pintu/ruangan Hanifah, dkk., 2010. Selain RFID, teknologi akses ke dalam sebuah ruangan bisa menggunakan sidik jari. Dengan menggunakan metode ini akan mengatasi seringnya kehilangan kunci dan kesulitan untuk menemukan kunci yang digunakan untuk membuka ruangan, dikarenakan semakin banyak ruang maka semakin banyak kunci yang disediakan Saputra, dkk., 2014. Fingerprint atau sensor sidik jari adalah salah satu perkembangan teknologi yang memiliki keamanan yang cukup tinggi dimana sidik jari merupakan garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan yang sering digunakan untuk keperluan pengenalan identitas seseorang yang bisa diakses oleh orang yang sidik jarinya sudah di-input ke dalam Fingerprint Iskandar, dkk., 2017. Sensor Fingerprint adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk menangkap gambar digital dari pola sidik jari, gambar tersebut disebut pemindaian hidup. Pemindaian hidup adalah pemrosesan digital untuk membuat sebuah template biometrik yang disimpan dan digunakan untuk pencocokan Sensor Fingerprint ini memiliki kemampuan pembacaan sidik jari dengan tingkat sensitivitas yang tinggi baik dalam keadaan basah maupun kering. Selain itu alat ini memiliki kecepatan tinggi saat melakukan sistem pemindaian, pencarian dan pembandingan pola sidik jari Saiful, 2016. Sidik jari merupakan identitas pribadi yang tidak mungkin ada yang menyamainya. Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah perennial nature yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia seumur hidup, immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada dan individuality yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak mungkin sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik Sinaga dan Tamba, 2013. Pada sistem keamanan yang menggunakan Fingerprint, memiliki tingkat kesulitan lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kesulitan apabila menggunakan password Hugh, 2011. Departemen Teknik Elektro dan Informatika TEDI, Sekolah Vokasi, UGM adalah salah satu departemen yang mengelola banyak program studi. Departemen ini memiliki sarana dan prasarana kelas serta laboratorium yang banyak untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar. Jumlah layanan laboratotium di departemen ini lebih dari 20 layanan yang terbagi di 2 lokasi. Sehingga perlu pengelolaan dan pengawasan yang baik untuk menjaga kelancaran kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan latar belakang tersebut, pada JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 6, Nomor 1, Maret 2020 p-ISSN 2477- e-ISSN 2549-1938 86 naskah ini akan dipaparkan perancangan sistem keamanan pintu berbasis sensor Fingerprint yang diimplementasikan di layanan laboratorium di departemen TEDI, Sekolah Vokasi, UGM. Teknologi ini diharapkan dapat memudahkann pengguna laboratorium dalam membuka pintu ruangan tanpa harus mencari kunci, dan keamanan ruanganpun lebih terjamin karena hanya yang sidik jarinya terdaftar saja. II. METODE Pada bagian ini akan dipaparkan perancangan sistem pengaman pintu berbasis sensor Fingerprint. Sistem terdiri dari empat bagian utama, yaitu bagian masukan input, pemroses, keluaran output dan bagian catu daya. Secara keseluruhan bagian sistem ditunjukkan pada Gambar 1. Pada bagian input terdapat sensor Fingerprint FPM10A yang digunakan sebagai pendeteksi sidik jari. Pendeteksian sidik jari dilakukan secara elektronik kemudian hasil deteksi disimpan dalam bentuk format digital. Data digital dalam bentuk pola fitur jari tersebut kemudian disimpan dalam memori penyimpanan dalam bentuk ID sidik jari. Data ID sidik jari inilah yang kemudian diambil melalui komunikasi serial oleh pemroses sebagai input sistem. Gambar 1. Bagian Sistem Pengaman Pintu Berbasis Sensor Fingerprint Pada sistem yang dirancang pemrosesan dilakukan menggunakan mikrokontroler Arduino Nano. Mikrokontroler ini menggunakan IC ATmega 328 yang memiliki kapasitas flash memory sebesar 32 Mbyte dengan kecepatan clock 16 MHz dengan spesifikasi lainnya ditunjukkan pada Tabel 1. Pada sistem yang dirancang, digunakan pin digital yang berfungsi sebagai input dan output. Pada Gambar 2 ditunjukkan skema pinout dari Arduino Nano secara keseluruhan. Pada sistem pin digital yang digunakan 7 pin digital, 4 pin sebagai input dan 3 pin sebagai output sistem. Pada Tabel 2 ditunjukkan penggunaan pin digital pada Arduino Nano untuk perancangan sistem. Tabel 1. Spesifikasi Arduino Nano Arduino Nano User Manual, 2008 JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 6, Nomor 1, Maret 2020 p-ISSN 2477- e-ISSN 2549-1938 87 Gambar 2. Skema Pinout Arduino Uno Arduino Nano User Manual, 2008 Tabel 2. Penggunaan Pin Digital pada Arduino Nano Pin TX Sensor Fingerprint Pin RX Sensor Fingerprint Input Limit switch Autolock Input Switch Buka Manual Pin D2 dan D3 merupakan pin yang dihubungkan pada sensor Fingerprint. Pin D4 digunakan mmengubah kondisi relay yang terhubung dengan Magnetic Lock untuk mengaktifkan magnet kunci aktif dan menonaktifkan magnet kunci terbuka. Pin D5 digunakan untuk menerima input kondisi limit switch sebagai pengunci otomatis ketika pintu tertutup. Pin D6 digunakan untuk menerima input dari tombol switch untuk membuka pintu secara manual dari dalam Lab. Sedangkan pin D7 dan D8, masing-masing untuk mengaktifkan indikator LED warna merah kunci aktif dan LED warna hijau kunci terbuka. Perangkat keras yang disusun kemudian diantarmuka dengan software melalui pemrograman di Arduino Nano. Pemrograman pada Arduino Nano menggunakan library sebagai antarmuka sensor Fingerprint, alur program pada Arduino Nano ditunjukkan pada Gambar 3. Pertama kali sistem akan menginisialisasi variabel yang digunakan termasuk Library Fingerprint yang digunakan sebagai antarmuka sensor Fingerprint dengan mikrokontroler Arduino Nano. Inisialisasi membuat kondisi LED merah menyala dan Relay aktif yang menyebabkan Magnetic Lock bekerja terkunci dan sistem berada pada posisi Idle. Saat posisi idle sistem akan menunggu input. Input dapat berasal dari tombol manual untuk membuka pintu yang terletak di dalam Lab, ataupun input yang berasal dari data sidik jari yang dideteksi oleh sensor Fingerprint yang berada di luar Lab. Saat ada input dari tombol manual maka Arduino Nano akan mengirimkan sinyal ke relay yang menonaktifkan Magnetic Lock terbuka. Setelah Magnetic Lock terbuka, maka sistem kembali idle, sampai pintu tertutup limit switch terpicu. Saat tombol manual tidak ditekan, maka sistem akan Idle dan menunggu ada input. Saat ada input dari sensor Fingerprint maka sidik jari yang terdeteksi akan dibaca apakah ID sidik jari dikenali terdaftar atau tidak. Apabila sidik jari dikenali, maka Arduino Nano akan mengirimkan sinyal ke relay yang akan menonaktifkan Magnetic Lock terbuka. Magnetic Lock akan otomatis terkunci, apabila pintu tertutup limit switch terpicu. Dari perancangan sistem yang dilakukan, kemudian dilakukan implementasi dan pengujian sistem yang dijelaskan pada bagian Hasil dan Pembahasan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dipaparkan implementasi sistem dan hasil pengujian sistem yang dirancang. Hal ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja dari sistem yang dirancang. Sistem yang dirancang, diimplementasikan di ruang Laboratorium Instrumentasi Gedung Herman Yohanes, Sekip III, Sekolah Vokasi, UGM. Implementasi Sistem Sistem diimplementasikan pada akses pintu masuk / keluar laboratorium instrumentasi yang berada di dalam ruangan Pintu yang terpasang di ruangan merupakan jenis pintu geser. Pada Gambar 4 ditunjukkan implementasi sistem di sisi luar lab yang terdiri dari sensor Fingerprint yang dilengkapi dengan indikator LED merah penanda pintu terkunci dan LED hijau penanda pintu tidak terkunci. Sedangkan pada Gambar 5 ditunjukkan implementasi sistem di sisi dalam lab yang terdiri dari tombol pembuka kunci secara manual dan juga LED indikator warna merah dan hijau sebagai penanda pintu terkunci atau tidak terkunci. Pada Gambar 4, posisi sensor fingerprint diletakkan di sebelah kiri bagian dilingkari sisi luar pintu Lab, hal ini bertujuan untuk membatasi akses masuk ke Lab. Sedangkan pada Gambar 5 ditunjukkan sisi dalam pintu Lab dan terdapat sebuah tombol bagian dilingkari untuk membuka kunci pintu untuk JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 6, Nomor 1, Maret 2020 p-ISSN 2477- e-ISSN 2549-1938 88 akses keluar dari dalam Lab. Pada sisi pintu di dalam Lab, pintu akan secara otomatis terkunci apabila pintu tertutup. Implementasi dari pengaman pintu dan pengunci pintu ditunjukkan pada Gambar 6. Sistem pengaman pintu dipasang magnetic lock segi empat yang dihubungkan ke dalam sistem. Sistem kunci otomatis dibuat dengan menambahkan limit switch lingkaran atau saklar yang bekerja ketika pintu tertutup sempurna. Tombol buka kunci manual ditambahkan untuk akses keluar dari Lab. Pengujian Sistem Tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap sistem yang diimplementasi. Pengujian dilakukan dengan melakukan percobaan membuka kunci sebanyak 20 kali. Percobaan dilakukan dengan mencoba mevariasikan posisi jari di sensor Fingerprint untuk setiap tangan. Sehingga dilakukan 40 kali percobaan membuka kunci dengan input sensor Fingerprint dari luar Lab seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Selanjutnya dilakukan juga 20 kali percobaan membuka kunci menggunakan tombol manual dari dalam Lab seperti ditunjukkan pada Gambar 8 yang bertujuan menguji kinerja sistem. Pada Tabel 3 ditunjukkan pengujian sistem kunci pintu dengan input sidik jari menggunakan ibu jari tangan kanan dan pada Tabel 4 merupakan pengujian menggunakan ibu jari tangan kiri. Berdasarkan data pada Tabel 3 dan 4 terdapat kegagalan dalam mendeteksi sidik jari. Berdasarkan dokumentasi yang dilakukan, Pada Gambar 9 dan 10 ditunjukkan kegagalan membuka kunci dan berdasarkan penempatan jari pada sensor Fingerprint untuk jari tangan kanan dan tangan kiri. Berdasarkan Gambar 9 dan 10 dapat diketahui bahwa tidak sempurnanya posisi jari pada sensor dapat mempengaruhi pembacaan sidik jari. Pengujian selanjutnya adalah menguji tombol kunci manual. Pengujian dilakukan sebanyak 20 kali percobaan membuka kunci. Pada Tabel 5 ditunjukkan hasil percobaan membuka kunci manual. Gambar 3. Flowchart Pemrograman Arduino Nano JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 6, Nomor 1, Maret 2020 p-ISSN 2477- e-ISSN 2549-1938 89 Gambar 4. Implementasi di Sisi Luar Lab Gambar 5. Implementasi di Sisi Dalam Lab Gambar 6. Implementasi saklar manual dan kunci otomatis JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 6, Nomor 1, Maret 2020 p-ISSN 2477- e-ISSN 2549-1938 90 Gambar 7. Pengujian Kunci dengan Input Sidik Jari Gambar 8. Pengujian Kunci Manual Gambar 9. Kegagalan Membuka Kunci pada Jari Tangan Kanan Gambar 10. Kegagalan Membuka Kunci pada Jari Tangan Kiri JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 6, Nomor 1, Maret 2020 p-ISSN 2477- e-ISSN 2549-1938 91 Tabel 3. Pengujian Sistem dengan Ibu Jari Tangan Kanan Tabel 4. Pengujian Sistem dengan Ibu Jari Tangan Kiri Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada pembukaan kunci dengan tombol manual, tombol bisa bekerja dengan maksimal. Dari keseluruhan percobaan dapat diketahui bahwa sistem dapat berfungsi sesuai yang diharapkan. Performa sistem ketika beroperasi menggunakan input sidik jari tangan kanan memiliki tingkat keberhasilan sebesar 95%, 90% ketika menggunakan jari tangan kiri dan 100% ketika beroperasi menggunakan tombol manual. Sehingga secara keseluruhan sistem memiliki rata-rata keberhasilan 95% dan tingkat kegagalan 5 %. Tabel 5. Pengujian Kunci Pengaman dengan Tombol Manual IV. PENUTUP Kesimpulan Sistem keamanan pintu berbasis sensor Fingerprint telah berhasil dirancang dan diimplementasikan pada Lab. Instrumentasi, Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi, UGM. Sensor Fingerprint mampu mendeteksi sidik jari pengguna untuk mengakses pintu Laboratorium. Sistem pengunci dibangun menggunakan Magnetic Lock dengan dilengkapi sistem pengunci otomatis ketika pintu ditutup serta dilengkapi pembuka kunci manual dari sisi dalam Laboratorium. Sistem secara keseluruhan memiliki rata-rata keberhasilan 95% dan tingkat kegagalan 5 % dalam pembacaan sidik jari. Sedangkan pada sistem pembukaan kunci manual memiliki keberhasilan 100%. Saran Pengembangan sistem dengan mengintegrasi dengan jaringan listrik untuk mengatur fungsi JTT Jurnal Teknologi Terapan Volume 6, Nomor 1, Maret 2020 p-ISSN 2477- e-ISSN 2549-1938 92 fasilitas di dalam ruangan untuk mewujudkan konsep smartroom di lingkungan pendidikan. Ucapan Terima Kasih Para penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan pendanaan Skema Penelitian Kompetitif yang diberikan oleh Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia. V. DAFTAR PUSTAKA Arduino Nano User Manual, 2008, Retrieved from Atzori, L., Iera, A., Morabito, G., 2010, “The Internet of Things A survey”, Computer Networks, Vol. 5415, pp. 2787-2805. Bregman, D., 2010, “Smart Home Intelligence – The eHome that Learns”, International Journal of Smart Home, Vol. 4. pp 35-46 Faraby, M. D., Ishak, Rukiah, Setiawan, 2016, Jurnal Teknologi Terapan, Politeknik Negeri Indramayu, Vol. 2, No. 2 Hanifah, A., Setiawan, I., Darjat, 2010, Aplikasi Smart Card Sebagai Pengunci Elektronis Pada Smart Home, Universitas Diponegoro. Semarang Hugh, W., 2011, Using Fingerprint Authentication to Reduce System Security, Internasional Journal of Advancement in Research and Technology, ISSSN 2375-1207. Iskandar, A., Muhajirin, Lisah, 2017, Sistem Keamanan Pintu Berbasis Arduino Mega. Jurnal Informatika Upgris, Jurusan Teknik Informatika, STMK AKBA. No. 2. Kusriyanto, M. and B. D. Putra, 2016, "Smart home using local area network LAN based arduino mega 2560," 2016 2nd International Conference on Wireless and Telematics ICWT, Yogyakarta, pp. 127-131. Saiful, M. A., 2016, Sistem Pengaman Pintu Rumah Menggunakan Fingerprint Scanner Berbasis Mikrokontroler, Tugas Akhir, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Seputuh Nopember. Saputra, D., Masud, A., H. Ramadhan, M. Fitriani, D., 2014, Akses Kontrol Ruangan Menggunakan Sensor Sidik Jari Berbasis Mikrokontroler ATMEGA328P. Jurnal, Jurusan Teknik Informatika, STMIK Raharja, Tangerang, Banten. Sinaga, T. dan Tamba, T., 2013, Sistem Presensi dengan Metode Sidik Jari Menggunakan Sensor Fingerprint dengan Tampilan PC, Jurnal Saintia Fisika, Universitas Sumatera Utara. Volume. 1 Nomor. 1. Triawati, E. dan Firman A, 2010. Perancangan Smart Home Berbasis Programmable Logic Controller. Universitas Gunadarma, Depok ... Maka dari itu perlu adanya sistem keamanan yang lebih baik untuk meningkatkan keamanan ruangan kampus, oleh karena dari itu Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem keamanan ruangan kampus menjadi lebih baik lagi dengan menggunakan sensor sidik jari fingerprint sebagai pembuka kunci pintu yang hanya dapat membuka pintu pada saat fingerprint membaca pola sidik jari petugas ruangan. Sidik jari adalah garis-garis yang terdapat di kulit ujung jari tangan kanan maupun tangan kiri seseorang Yudhana et al., 2018 Sensor sidik jari atau fingerprint adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk menangkap gambar digital dari pola sidik jari, gambar tersebut disebut pemindaian hidup Santoso, 2020, Sidik jari Fingerprint adalah guratgurat yang terdapat di kulit ujung jari Arifandi, 2020 sensor sidik jari ini akan digabungkan dengan selonoid door lock yang berfungsi sebagai pengunci pintu yang akan terbuka pada saat sidik jari petugas ruangan terbaca oleh fringerprint, sistem keamanan ini akan meningkatkan keamanan pintu dari pada menggunakan kunci konvensional. ...Masrizal MasrizalRidarmin RidarminLis HafridaMuhammad Fahrul RoziyantoABSTRAK Keamanan adalah hal yang sangat terpenting bagi semua orang, keamanan juga memberikan seseorang rasa nyaman untuk menjalankan aktifitas sehari-hari. Berbagai teknologi dikembangkan dalam bidang keamanan salah satu nya adalah keamanan pintu otomatis. keamanan pada pintu bisa diamankan dengan kunci konvensional kampus yang bersifat manual akan tetapi pada kunci konvensional sering kali terjadi kehilangan kunci akibat dari kelalaian pemilik atau pun penggandaan kunci yang menjadi salah satu sasaran tindak kejahatan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan prototype Membuka kunci pintu otomatis menggunakan sidik jari fingerprint. Penelitian ini menggunakan metode prototype. Metode prototype pada penelitian ini memiliki lima proses yaitu analisa kebutuhan, desain prototype, perakitan dan pengkodingan prototype. Sehingga diperoleh rancangan prototype Membuka kunci pintu otomatis menggunakan sidik jari fingerprint. Kata kunci Arduino Uno, Prototype, Sidik JariResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.
banyak cara seseorang masuk dan keluar searah gedung tersebut adalah